Studi Temukan Vaksin Eksperimental untuk MERS
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Vaksin eksperimental untuk penyakit Middle East Respiratory Syndrome (MERS) menunjukkan hasil yang menjanjikan ketika diujicobakan kepada hewan, memicu respons sistem kekebalan tubuh yang bisa mengarah pada vaksin untuk manusia, ungkap para peneliti pada Selasa (28/7).
Saat ini belum ada vaksin berlisensi untuk MERS, yang pertama kali muncul pada 2012 dan telah menyebabkan banyak ketakutan termasuk wabah mematikan baru-baru ini di Korea Selatan.
Tikus yang diberikan vaksin tersebut menghasilkan antibodi yang menetralisir MERS, menurut sebuah studi dari US National Institute of Allergy dan Infectious Diseases.
Vaksin yang menyebabkan respons imun terbesar pada tikus itu kemudian diberikan kepada monyet.
Monyet-monyet itu terlindungi dari infeksi paru-paru serius yang merupakan karakteristik dari virus MERS ketika diberi vaksin uji coba dan jenis virus tersebut, menurut studi.
Penelitian dengan temuan yang menjanjikan itu diterbitkan dalam jurnal Nature Communications.
Para peneliti saat ini tengah mengerjakan jenis vaksin tersebut yang akan diujikan secara klinis pada manusia.
MERS yang mewabah di Korea Selatan pada Mei lalu menginfeksi sekitar 180 orang dan menewaskan 36 lainnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi 1.368 kasus sejak 2012 termasuk 490 kematian, yang sebagian besar terjadi di Arab Saudi.(AFP/Ant)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...