Studi: Vaksin Pfizer dan Moderna Mungkin Hasilkan Kekebalan Beberapa Tahun
SATUHARAPAN.COM-Mereka yang telah divaksinasi dengan vaksin COVID-19 Pfizer dan Moderna dapat terlindungi dari virus selama bertahun-tahun, sebuah studi baru menemukan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Fakultas Kedokteran Universitas Washington di Amerika Serikat, ditemukan bahwa kedua vaksin tersebut menciptakan reaksi kekebalan yang konstan terhadap virus di dalam tubuh yang melindungi dirinya dari COVID-19, lapor kantor berita medis online Health pada hari Selasa (6/7).
Penelitian menunjukkan bahwa suntikan booster mungkin tidak diperlukan untuk melindungi dari varian yang ada, kecuali jika strain baru muncul dan lebih kuat dari dua vaksin berbasis RNA itu.
Para peneliti melihat sel-sel di kelenjar getah bening dari individu yang divaksinasi dan mengambil bagian dalam penelitian. Mereka menentukan bahwa sel-sel itu secara konsisten mempraktikkan cara mempertahankan tubuh melawan virus setelah suntikan pertama diberikan kepada mereka.
Struktur khusus yang disebut sebagai pusat germinal terbentuk di kelenjar getah bening setelah infeksi atau vaksinasi. Ini berarti bahwa semakin banyak sel-sel ini berlatih menciptakan respons imun yang memadai, semakin besar kemungkinan mereka akan mampu melindungi individu dari varian virus, jika mereka muncul.
Menurut ahli imunologi Dr. Ellebedy dan timnya, pusat germinal masih sangat aktif pada keempat belas peserta penelitian 15 pekan setelah menerima dosis pertama vaksin, menambahkan bahwa jumlah sel memori yang mengenali virus tidak menurun.
“Ini pertanda baik tentang seberapa tahan lama kekebalan kita dari vaksin ini,” kata Dr. Ali Ellebedy yang berbasis di Universitas Washington di St. Louis kepada New York Times. "Fakta bahwa reaksi berlanjut selama hampir empat bulan setelah vaksinasi, itu pertanda yang sangat, sangat bagus."
Dr Ellebedy menambahkan bahwa penelitian ini tidak mempertimbangkan suntikan Janssen COVID-19 oleh Johnson dan Johnson, tetapi mengatakan bahwa ia memperkirakan respons kekebalan terhadap virus kurang tahan lama daripada vaksin mRNA.
Para peneliti, termasuk Dr. Ellebedy, melaporkan bahwa sel-sel kekebalan yang mengenali virus pada individu yang sebelumnya telah melawan COVID-19 tetap berada di sumsum tulang setidaknya selama delapan bulan setelah infeksi. Ini menunjukkan bahwa kekebalan mungkin bertahan bertahun-tahun pada orang yang sebelumnya terinfeksi dan kemudian divaksinasi, The New York Times melaporkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orang yang divaksinasi dengan Pfizer atau Moderna akan terlindungi dalam jangka panjang terhadap varian yang ada. Namun, orang dewasa yang lebih tua atau orang dengan sistem kekebalan yang lebih lemah akan membutuhkan suntikan booster.
Berapa lama pasti perlindungan yang diberikan oleh vaksin mRNA terhadap virus belum ditentukan.
Editor : Sabar Subekti
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...