Sudan: Hadapi Protes Warga, Militer Ganggu Layanan Internet
KHARTOUM, SATUHARAPAN.COM-Layanan internet dan seluler terganggu di Sudan pada hari Kamis (6/1) menjelang putaran terakhir protes yang direncanakan terhadap pengambilalihan kekuasaan oleh militer yang menggganggu transisi demokrasi di negara itu.
Beberapa jembatan antara ibu kota Khartoum dan kota lain, Bahri dan Omdurman, juga ditutup menjelang digelarnya demonstrasi.
Para pengunjuk rasa mengatakan mereka akan mencoba mencapai istana kepresidenan Khartoum ketika mereka mencoba untuk terus menekan militer, yang menghentikan pengaturan pembagian kekuasaan yang dirundingkan setelah penggulingan diktator Omar Al-Bashir pada tahun 2019 ketika melakukan kudeta Oktober lalu.
"Kami akan menduduki jalan-jalan sekali lagi, menuju istana tiran, menolak kekuasaan militer, dan berpegang pada perdamaian, senjata terkuat kami," kata sebuah pernyataan dari komite perlawanan yang mengorganisir protes dari Bahri.
Tindakan keras terhadap protes sejak kudeta telah menewaskan sedikitnya 57 orang dan banyak lagi terluka, menurut petugas medis yang bersekutu dengan gerakan protes.
Panggilan dan layanan internet seluler terganggu sejak dini hari, kata wartawan Reuters dan pemantau pemblokiran internet NetBlocks.
Protes digelar empat hari setelah Abdalla Hamdok mengundurkan diri sebagai perdana menteri, membuat masa depan Sudan semakin dalam ke dalam jurang ketidakpastian.
Hamdok menjadi perdana menteri pada 2019 dan mengawasi reformasi ekonomi sebelum digulingkan dalam kudeta dan kembali dalam upaya yang gagal untuk menyelamatkan pengaturan pembagian kekuasaan.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...