Sukun, si Buah Roti Rendah Kalori
SATUHARAPAN.COM – Tekstur dagingnya yang kaya serat dan empuk menyebabkan buah ini dinamakan breadfruit, buah roti, oleh orang Eropa. Di daerah Pasifik, sukun dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dan digunakan sebagai salah satu makanan pokok pengganti roti.
Di Indonesia, buah yang tidak mempunyai biji ini, disantap dengan dikukus, digoreng, atau dibakar. Selain itu bisa juga diolah menjadi keripik dengan diiris tipis-tipis lalu digoreng.
Di pulau-pulau Pasifik, dikutip dari Wikipedia, kelebihan panen buah sukun akan dipendam dalam lubang tanah dan dibiarkan berfermentasi beberapa minggu lamanya, sehingga berubah menjadi pasta mirip keju yang awet, bergizi, dan dapat dibuat menjadi semacam kue panggang.
Pohon sukun tumbuh di beberapa wilayah kepulauan daerah tropis. Pohonnya berbatang besar dan bisa mencapai tinggi 30 meter. Tumbuhan ini berdaun besar, dengan bentuk tulang daun menyirip, berwarna hijau tua mengkilap di bagian atas, serta kasar dan berbulu halus di bagian bawah.
Sukun berasal dari Polynesia dan kemudian menyebar ke Malaysia, Sri Lanka, dan beberapa kepulauan Pasifik lain, salah satunya Indonesia. Sukun termasuk ke dalam genus Artocarpus dan dalam famili Moaccea seperti nangka dan cempedak.
Di wilayah Nusantara ini, dikutip dari Wikipedia, sukun dikenal dengan berbagai nama, yakni kulur atau timbul (Sunda), kulu (Aceh), atau kalawi (Minang). Di daerah Pasifik, kulur dan sukun yang menjadi sumber karbohidrat penting, juga dikenal dengan berbagai nama, seperti kuru, ulu, atau uru. Secara internasional, tanaman ini dikenal dengan nama Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg.
Dikutip dari hortikultura.pertanian.go.id, sukun dibanding bahan makanan lain, seperti ubi, ketela pohon, maupun kentang, memiliki kandungan karbohidrat dan protein lebih tinggi. Kandungan karbohidratnya setara dengan kandungan karbohidrat beras. Walau kandungan karbohidratnya tinggi, sukun rendah kalori, menjadikannya sebagai makanan yang cocok untuk menu diet sehat.
Sukun memiliki kandungan nutrisi cukup lengkap, baik vitamin maupun mineral. Di samping itu, buahnya juga mengandung beberapa zat fitokimia penting yang sangat dibutuhkan tubuh, terutama kandungan asam amino esensial, seperti methionin, isoleusin, lysine, vialin, histidine, serta tryptophan.
Banyaknya kandungan gizi yang terdapat dalam buah sukun ini ternyata menyimpan berbagai khasiat bagi kesehatan dan membantu mengatasi beberapa jenis penyakit.
Sukun sangat bermanfaat bagi pengidap diabetes karena kandungan seratnya dapat mengurangi penyerapan gula oleh tubuh. Penelitian menunjukkan, mengkonsumsi buah sukun secara rutin dapat mengurangi risiko diabetes dan kadar gula dalam darah dapat terkontrol.
Tanpa meningkatkan asupan kalori, buah sukun sering dijadikan makanan pengganti nasi bagi seseorang yang menjalani diet. Kandungan serat yang tinggi juga dapat berperan melancarkan buang air besar jika mengkonsumsinya secara rutin, selain juga dapat mengeluarkan racun dari usus.
Sukun menurut situs hortikultura.pertanian.go.id mengandung asam lemak omega 3. Hasil penelitian menyebutkan mengonsumsi buah sukun dapat membantu pertumbuhan anak yang sedang tumbuh kembang serta membantu pertumbuhan otak besar. Kandungan asam lemak esensial lainnya juga baik untuk kesehatan jantung.
Penelitian terbaru menyebutkan ditemukan antioksidan di dalam buah sukun yang baik untuk mencegah terjadinya infeksi kulit. Kandungan omega 3 dan omega 6 dalam buah sukun sangat bagus untuk kecantikan kulit. Kandungan vitamin C yang kaya, bagus untuk kesehatan kulit.
Daun sukun dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Kulit batangnya menghasilkan serat yang bagus. Wikipedia menyebutkan pada masa lalu kulit batang digunakan sebagai bahan pakaian. Kayu sukun berpola bagus, ringan dan cukup kuat, sehingga kerap digunakan sebagai bahan alat rumah tangga, konstruksi ringan, dan membuat perahu.
Getahnya digunakan untuk menjerat burung, menambal (memakal) perahu, dan sebagai bahan dasar permen karet.
Sukun dapat menghasilkan buah hingga 200 buah per pohon per tahun, dengan berat antara 400-1.200 gr. Varietas tertentu buahnya mencapai 5 kg. Tidak mengherankan sukun menarik minat penjelajah Barat, yang kemudian mengimpor tanaman ini dari Tahiti ke Amerika tropis (Karibia) pada sekitar akhir 1780an untuk menghasilkan makanan murah bagi budak di sana.
Daging buah yang telah dikeringkan dapat dijadikan tepung dengan kandungan pati sampai 75 persen, 31 persen gula, 5 persen protein, dan sekitar 2 persen lemak.
Litbang Kementerian Pertanian menerbitkan resep aneka olahan tepung sukun untuk aneka penganan, seperti donat, getuk, nastar, pastel, kroket, bubur candil, cendol, hingga puding.
Salah satu di antaranya resep tart sukun. Bahan yang harus disediakan 6 butir telur kuning, 150 g gula pasir, 150 g tepung sukun, 1 sdt vanili, 1 sdt SP, 150 g mentega, meises secukupnya, butter cream, dan gula halus secukupnya.
Kuning telur, gula pasir, dan vanili dikocok sampai putih, lalu SP dimasukkan ke dalam adonan. Ke dalam adonan itu ditambahkan tepung sukun dan mentega sambil diaduk-aduk hingga tercampur rata.
Adonan dimaksukkan ke dalam cetakan segi empat yang telah diolesi mentega dan ditaburi tepung terigu secara merata, lalu dipanggang dalam oven sampai matang yang memakan waktu sekitar 25 menit. Setelah matang, olesi seluruh permukaan dengan adonan butter cream dan gula halus. Taburkan di atas butter cream, meises cokelat.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...