SULam Gelar Sowan Panggon Kelima.
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Setelah sempat vakum membuat pementasan kurang lebih enam bulan, Sekolah Musik Alam (SULam) Yogyakarta kembali mementaskan siswa-siswanya yang sebagian besar dalam usia sekolah dasar di Ndalem Madukusuman Jl. Langenastran Lor No. 8 Yogyakarta, Sabtu (25/2) malam.
Dengan mengusung tajuk Just for Love, siswa SULam menampilkan hasil proses belajar kepada penonton. Setiap siswa diberikan kebebasan memilih karya repertoar. Setelah diawali perform gitaris grup band Angin Timur, Joel Tampeng mengiringi tarian Gaya Gayo, empat belas siswa secara bergantian memainkan solo biola dengan lagu/repertoar yang dipilih sendiri. Tarian Gaya Gayo oleh mahasiswa ISI menjadi menarik ketika diiringi permainan dan petikan gitar beraliran rock.
Musisi perkusi Denny ‘Dumbo’ Yudha Kesuma memberikan workshop kepada pengunjung dengan memainkan seruling, jimbe, dan juga tangan sebagai unsur yang bisa menghasilkan bunyi.
"Setiap unsur yang bisa menghasilkan bunyi sesungguhnya adalah instrumen musik. Misalnya penjual bakso lewat thing.. thing... thing atau siomay lewat dengan bunyi thok...thok...thok...," kata Denny. Dengan membawa batu seukuran kepalan tangan, Denny mengajak siswa SULam memainkan irama dari efek bunyi yang dikeluarkan dari benturan batu-batu diiringi dengan tepukan tangan.
Sebelum perform ansamble SULam, salah satu pendiri SULam yang juga pentholan grup musik NOS Ucok Hutabarat memberi suguhan permainan biola yang atraktif bersama Rize Roida Hais dan seorang fasilitator memainkan satu repertoar. Perform penutup diawali permainan biola lima siswa SULam dilanjutkan dengan mengajak semua siswa SULam naik ke panggung bermain musik bersama pengajar SULam.
Sepanjang perform, Bambang Widarsono dan Asita dari AORSI (Asoiasi Olahraga Sketsa Indonesia) melakukan sketch on the spot mengabadikan jalannya pementasan. Pentholan grup musik Sirkus Barock Sawung Jabo turut hadir memberikan semangat bagi pementasan siswa-siswa SULam.
Sowan Panggon dan Sowan Panggung
SULam dibentuk pada pada 9 September 2013. Saat ini SULam dikelola Feri Ludianto bersama Ucok Hutabarat dan Rize Roida Hais dibantu fasilitator yang mengajari siswa-siswa SULam di Kampung Siliran, Panembahan-Kraton Yogyakarta secara pro-bono.
"Sejauh ini SULam menjalankan dua program Sowan Panggon dan Sowan Panggung, melengkapi proses berlatih," kata Feri kepada satuharapan.com di sela-sela pementasan Sowan Panggon, Sabtu (25/2) malam.
Sowan Panggon, adalah sebuah resital yang dilakukan dengan semangat anjangsana, berkunjung dan silaturahmi di tempat baru dengan target sahabat SULam memahami konsep-konsep etika masyarakat dan keruangan atau empan-papan. Sementara Sowan Panggung, adalah sebuah resital yang dilakukan dengan semangat perayaan hasil proses, di tempat pentas dengan target sahabat SULam memahami konsep-konsep etika pentas, mentas, kesadaran pentas dan kejujurannya. Sebelumnya SULam telah melakukan sowan panggon di Bastion/Benteng Pojok Benteng Wetan, Joglo Jago, Bastion/Benteng Pojok Benteng Wetan, dan Pendopo Suryoguritnan.
Hingga tahun ketiganya, diajarkan metode penyampaian teori musik barat, anatomi instrumen, ritmis, gestur, etika, pengetahuan umum musik, komunikasi masa, performance, teknik pentas, penghayatan lagu, story telling dan lain-lain diadaptasi dengan cara Sekolah Musik Alam (SULam). Metode tersebut dilakukan dengan pendekatan game atau aktivitas menyenangkan dalam belajar. Memasuki tahun keempat, SULam mulai menciptakan karya repertoar sekaligus menyajikannya.
Secara sederhana SULam melakukan dua hal yang tidak sederhana dalam bermusik bagi siswa-siswanya: proses penciptaan karya seni secara bersama-sama sekaligus menyajikannya secara riang gembira kepada masyarakat.
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...