Sultan HB X Ajak Australia Perkuat Perdagangan Maritim
VICTORIA, SATUHARAPAN.COM - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X yang sedang berkunjung ke Australia mengatakan bahwa Indonesia semakin gencar dengan memperkuat jalur maritim, termasuk dengan mengajak Australia untuk bermitra dalam perdagangan lewat jalur laut.
Sri Sultan Hamengku Buwono X didampingi Duta Besar Nadjib Riphat Kesoema dan Konsul Jenderal Victoria dan Tasmania Dewi Wahab, menghadiri forum yang digelar Australia Indonesia Business Council.
Dalam pertemuan tersebut, Sultan HB X mengatakan Indonesia dan Australia sama-sama memiliki tantangan dalam perdagangan global di masa depan.
"Dengan dunia yang semakin mengglobal, penggunaan transportasi laut akan semakin tinggi," kata Sultan HB X dalam pemaparannya sebagaimana dikutip Australia Plus, hari Rabu (30/9).
Karenanya, Sultan HB X menjelaskan Indonesia memiliki potensi untuk menjadi kekuatan baru dalam perdagangan lewat laut.
"Pemerintah Australia pun sudah benar memiliki kebijakan dengan memiliki pelabuhan di Darwin, Australia Utara, bukan di Victoria atau New South Wales," kata Sultan HB X.
Tak hanya itu, ia berpendapat pertumbuhan ekonomi di kawasan Atlantik sudah menjadi masa lalu, masa depan justru akan berada di kawasan Asia Pasifik.
Dalam pemaparannya yang dihadiri oleh para pelaku bisnis di Australia dan Indonesia, Sultan HB X juga mempertanyakan kesiapan Australia untuk bisa bertahan dalam persaingan global. Menurutnya, salah satu yang bisa dilakukan adalah mengekspor bahan-bahan baku untuk kemudian diolah di Indonesia.
"Misalnya wol yang dikirim dan kemudian diolah menjadi benang di Korea Selatan dan Jepang... mengapa tidak di Indonesia," katanya.
Usai memberikan pemaparannya, Sultan HB X bersama Dubes RI menyaksikan penandatangan antara asosiasi perguruan tinggi di Yogyakarta dengan pendidikan vokasi di negara bagian Victoria.
Setelah itu, Sultan Hamengkubuwono X melakukan kunjungan ke kantor Menteri Utama (Premier) Victoria, Daniel Andrews di Melbourne.
Dalam kunjungan singkat tersebut, keduanya menandatangani kesepakatan Letter of Intent, untuk melakukan kerjasama tidak mengikat antara Daerah Khusus Yogyakarta dan Negara Bagian Victoria.
"Ini adalah yang pertama kalinya bagi negara bagian Victoria dengan provinsi di Indonesia. Penandatanganan ini menjadi refleksi dari komitmen negara bagian Victoria untuk bekerja sama di bidang budaya, ekonomi, sosial dengan Yogyakarta dan Indonesia,” kata Daniel Andrews usai penandatanganan.
Sebelumnya hubungan kedua kawasan telah terjalin, di antaranya lewat beasiswa Hammer yang diberikan pemerintah Victoria bagi pelajar asal Australia untuk belajar bahasa dan budaya di Indonesia. Banyak di antara penerima beasiswa tersebut memilih Yogyakarya sebagai tujuan belajar.
"Victoria dan Yogyakarta memiliki banyak persamaan, terutama sama-sama menjadi tujuan budaya dan pendidikan," kata Daniel.
Sementara di bidang budaya, telah banyak seniman asal Yogyakarta yang berkolaborasi dengan seniman asal Victoria dan memamerkannya di sejumlah acara seni di Melbourne.
"Lewat penandatangan ini akan semakin menperkuat hubungan antar warga dan meningkatkan pemahaman di segala tingkatan."
Bagi Victoria, Indonesia adalah partner ekspor terbesar kesembilan. Sementara jumlah investasi Indonesia di Victoria pun semakin meningkat.
Jumlah turis asal Indonesia yang berkunjung ke Melbourne dan kawasan lainnya di Victoria rata-rata meningkat tujuh persen setiap tahunnya.
Editor : Eben E. Siadari
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...