Sultan Minta Revitalisasi Kawasan Malioboro Dipercepat
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM -- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X (Sri Sultan HB X) menyatakan bahwa revitalisasi Malioboro yang merupakan bagian dari penataan rencana induk kawasan budaya perkotaan harus dipercepat. Gubernur meminta bahwa revitalisasi tersebut dimasukkan ke dalam program akselerasi jangka pendek.
“Saya mau revitalisasi kawasan Malioboro tidak hanya perencanaan tetapi ada action untuk mempercepatnya. Sesuai kesepakatan, maka ada program jangka pendek dan program jangka panjang. Program jangka pendek dengan menata kawasan mulai dari Titik Nol Kilometer, Pedagang Kaki Lima (PKL) fasad bangunan di Malioboro, hingga toilet underground,” ujar Sri Sultan pada Senin (20/4).
Menurut Sultan, revitalisasi kawasan Malioboro bisa dimulai dari Titik Nol Kilometer karena saat ini di tempat tersebut sudah tidak lagi terdapat PKL. Hal ini tentu akan lebih mempercepat proses revitalisasi. Di sisi lain, terkait dengan fasad, Sri Sultan sedang menunggu Raperda yang kini dalam tahap pembahasan di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Yogyakarta terkait izin penyelenggaraan reklame.
“Untuk penataan fasad, saya ingin nama-nama toko tersebut dihilangkan sehingga nantinya bangunan akan terlihat bentuk aslinya. Untuk hal itu, saya masih menunggu pembahasan Raperda tentang izin penyelenggaraan reklame yang sekarang sedang dibahas di DPRD Kota Yogyakarta. Di dalam Raperda yang sedang dibahas tersebut akan diatur tentang reklame, termasuk di dalamnya ukuran papan nama toko sehingga tidak semrawut seperti yang terlihat sekarang,” tambah Sri Sultan.
Sultan menambahkan bahwa sebagai bentuk partisipasi dari pemerintah daerah (pemda) terhadap toko-toko yang terkena imbas revitalisasi, maka akan ada dana bantuan untuk merehab papan nama toko dan fasad. Bahkan, anggaran berupa bantuan rehab juga telah disiapkan oleh Pemda DIY agar pihak toko tidak merasa berat menanggung biaya.
“Soal biaya rehab, akan ada bantuan dari Pemda DIY. Soalnya akan berat kalau nantinya pihak toko menanggung sendiri biaya rehab,” jelas Sri Sultan.
Proses revitalisasi kawasan Malioboro sebenarnya telah dimulai sejak tahun lalu, di mana kala itu digelar sayembara desain penataan kawasan Malioboro. Melalui sayembara tersebut muncul lima pemenang desain penataan kawasan Malioboro. Namun hingga kini, Detail Enginering Desain (DED) revitalisasi kawasan Malioboro masih belum selesai dikerjakan.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...