Sultan Minta Warga Keraton yang Tidak Taat Sabdanya Tinggalkan Jogja
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan HB X mengeluarkan sabda yang sangat keras, dalam prosesi Ngudar Sabda di Bangsal Mangunturtangkil, Kompleks Keraton Ngayogyakata Hadiningrat, Kamis (31/12).
Dalam empat sabda itu, ia antara lain meminta warga Keraton Yogyakarta yang tidak setuju dengan sabdanya agar meninggalkan "Bumi Mataram." Gelar kebangsawanannya juga akan dicopot.
Menurut adik Sultan, Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Yudhaningrat, yang mengaku diundang melalui telepon seluler untuk hadir tetapi tidak memenuhinya, empat poin utama sabda Sulatan diklaim merupakan dawuh (perintah) dari Allah SWT.
Poin kedua, ia menjelaskan, tentang masalah waris tahta Keraton. "Dalam poin kedua dijelaskan masalah waris tahta tidak bisa (diturunkan) kecuali kepada puteranya," kata dia.
Sementara pada poin ketiga, ia melanjutkan, Sultan memperingatkan bahwa siapapun yang tidak menuruti perintah Raja maka akan dicopot gelar maupun kedudukannya.
"Itu bukan hanya ditujukan kepada abdi dalem, namun kerabat atau siapa saja termasuk saya," kata dia.
Keempat, menurut dia, Sultan memperingatkan bahwa siapapun yang tidak sependapat dengan pernyataan tersebut dipersilakan pergi dari "Bumi Mataram" atau Yogyakarta.
Sementara Penghageng Tepas Dwarapura Kanjeng Raden Tumenggung Jatiningrat mengatakan prosesi yang dilakukan secara mendadak biasanya menyangkut hal yang dianggap penting oleh Sultan.
"Menjadi penekan agar apapun yang diperintahkan agar didengar," kata dia.
Antara melaporkan, Kompleks Keraton Yogyakarta ditutup bagi wisatawan sejak pukul 08.00 WIB. Prosesi Ngudar Sabda dilaksanakan secara tertutup selama sekitar lima menit mulai pukul 10.00 WIB.
"Hanya berlangsung lima menit. Garis besarnya Sultan meminta abdi dalem taat terhadap peraturan yang diperintahkan," kata Kanjeng Rajen Tumenggung Hastononingrat, abdi dalem yang mengikuti acara tersebut.
Dia menuturkan prosesi itu hanya dihadiri oleh istri Sultan, GKR Hemas; dua puteri Sultan, GKR Condrokirono dan GKR Maduretno; serta beberapa kerabat dan abdi dalem. Adik-adik Sultan semua tidak hadir. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...