Surat Terakhir Presiden Obama
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Barack Obama menulis surat terakhirnya sebagai presiden Amerika Serikat kepada rakyatnya pada hari Kamis malam (19/01). Surat tersebut ia sajikan di akun Facebooknya.
Menurut tradisi, sebelum mengakhiri jabatan, presiden AS menulis surat kepada penggantinya. Obama juga akan melakukan hal itu. "Tapi sebelum saya meninggalkan catatan saya untuk presiden ke-45, saya ingin mengatakan satu terima kasih terakhir atas kehormatan menjabat sebagai presiden ke-44 Anda," tulis dia, kepada rakyat AS yang jadi alamat suratnya.
Berikut ini isi lengkap surat Barack Obama.
Sahabat saya, Rakyat Amerika,
Sudah merupakan tradisi bagi pesiden yang sedang menjabat untuk meninggalkan surat perpisahan di Ruang Oval kepada presiden terpilih yang akan menggantikannya. Surat dimaksudkan untuk berbagi apa yang kita ketahui, apa yang telah kita pelajari, dan apa kebijaksanaan kecil yang dapat membantu penerus kita memikul tanggung jawab besar di kantor tertinggi di tanah kita, dan kepemimpinan di dunia bebas.
Tapi sebelum saya meninggalkan catatan saya untuk presiden ke-45, saya ingin mengatakan satu terima kasih terakhir atas kehormatan menjabat sebagai presiden ke-44 Anda. Karena semua yang telah saya pelajari dalam waktu saya menjabat, saya pelajari dari Anda. Anda membuat saya Presiden yang lebih baik, dan Anda membuat saya menajdi orang yang lebih baik.
Sepanjang delapan tahun ini, Anda telah menjadi sumber kebaikan, ketahanan, dan harapan yang menjadi sumber kekuatan saya. Saya telah melihat tetangga dan masyarakat saling menjaga satu sama lain selama krisis ekonomi terburuk dalam kehidupan kita. Saya telah berduka dengan keluarga yang berduka mencari jawaban - dan menemukan kasih karunia dalam gereja Charleston.
Saya dikuatkan oleh harapan dari lulusan-lulusan dan perwira militer terbaru kita. Saya telah melihat para ilmuwan kita membantu seorang lumpuh mendapatkan kembali rasa sentuhan, dan prajurit yang terluka yang nyaris menyerah berjalan lagi. Saya telah melihat rakyat Amerika yang hidupnya diselamatkan karena mereka akhirnya memiliki akses ke perawatan medis, dan keluarga yang hidupnya telah berubah karena pernikahan mereka diakui setara dengan pernikahan kita. Saya telah melihat anak-anak kecil yang mengingatkan kita melalui tindakan mereka dan melalui kemurahan hati mereka akan kewajiban kita untuk merawat pengungsi, atau bekerja untuk perdamaian, dan, di atas semua, untuk peduli satu sama lain.
Saya pernah melihat Anda, orang-orang Amerika, dalam semua kesantunan, tekad, humor yang baik, dan kebaikan. Dan dalam tindakan sehari-hari kewargaan Anda, saya telah melihat masa depan kita berlangsung.
Semua dari kita, terlepas dari partai apa pun, harus menenggelamkan diri pada pekerjaan -- kesukaan bekerja sebagai warga negara. Bukan hanya ketika ada pemilu, bukan hanya ketika kepentingan sempit kita sendiri yang dipertaruhkan, tapi seumur hidup.
Saya akan segera ke sana dengan Anda dalam setiap langkah di perjalanan.
Dan ketika busur kemajuan tampaknya lambat, ingatlah: Amerika juga bukan proyek dari satu orang. Satu kata yang paling kuat dalam demokrasi kita adalah kata 'Kita'. 'Kita sebagai masyarakat.' 'Kita akan menang.'
Obituari: Mantan Rektor UKDW, Pdt. Em. Judowibowo Poerwowida...
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Mantan Rektor Universtias Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, Dr. Judowibow...