“Surface Sprayer #3”, Geliat Street Art Tiga Kota
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Seniman jalanan (street artist) yang berjejaring dari tiga kota: Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta, menggelar presentasi karya di SURVIVE!garage bertajuk “Surface sprayer #3 (SS#3)”. Acara dibuka pada Minggu (20/1) sore dengan beberapa rangkaian kegiatan.
Kepada satuharapan.com koordinator acara, Rudet, menjelaskan SS#3 merupakan rangkaian kegiatan di tiga kota. Inisiasi seniman street art yang tergabung dalam Triangle Movement adalah untuk lebih mempererat jejaring seniman street art tiga kota, salah satunya dalam mengenalkan seni grafiti kepada masyarakat, selain berbagi ide-kreativitas di antara sesama writer (sebutan pelaku grafiti).
“Sebenarnya ini merupakan rangkaian acara yang direncanakan berlangsung pada tahun 2018. Dua event sudah berlangsung di Semarang dan Surakarta, sementara yang ketiga baru bisa terlaksana di Yogyakarta pada awal tahun ini. Ke depan, kegiatan ini akan diselenggarakan di tiga kota secara bergantian pada tahun yang sama melibatkan seniman jalanan yang berjejaring di sini,” kata Rudet ditemui satuharapan.com saat pembukaan acara, Minggu (20/1) malam.
Lebih dari delapan puluh seniman jalanan terlibat dalam acara SS#3, mempresentasikan karya alih media grafiti ke dalam dimensi yang lebih kecil dalam berbagai medium, mulai dari kertas, kanvas, kaca, kayu, logam, maupun karya grafiti di dinding SURVIVE!garage. Seniman street art yang terlibat di antaranya Arer, Badsyaw, Cand, Cons, Doodleman, Emen, Nactman, Rise, Scor, Wonka1, Threemed (Yogyakarta), Elienmen, Kentutpaus, Reeljaz, Vozy (Surakarta), dan Asik, Hokage, Ikho, Lary, Mock, Spear (Semarang).
Seni jalanan merupakan suatu kecenderungan menciptakan karya seni (di jalanan). Di Yogyakarta mulai marak muncul di Yogyakarta tahun 2000-an dan merupakan perkembangan dari grafiti meskipun seniman jalanan Hendro Pylox melakukan jauh sebelum periode tersebut.
Kata “jalanan” pada seni jalanan kerap disandingkan arti tanpa aturan, vandal atau illegal, menang-menangan. Pandangan tersebut telanjur membentuk stigma di masyarakat yang tidak menguntungkan bahwa seniman seniman street art cenderung vandalis dalam merespons ruang/dinding-dinding kota.
“Pada penyelenggaraan SS #1 dan #2 kita jemput bola dengan mengadakan workshop terutama mengajak pada anak-anak dan remaja untuk berkarya bersama. Ini bagian dari edukasi bahwa street art bukanlah vandalisme, karena aktivitasnya bisa dilakukan dengan berbagai medium-material. Teman-teman yang membuat karya grafiti di ruang/dinding publik pun masih menerapkan etika. Minimal meminta izin ruang/dinding mana yang boleh direspons (karya grafiti),” Rudet menjelaskan. Saat penyelenggaraan SF #3 diadakan workshop pembuatan stensil di atas tote bag.
Karya street art mudah dikenali dengan penggunaan cat semprot (spray-paint) sebagai salah satu mediumnya, desain dalam ukuran besar, warna kontras cerah-gelap, objek-objek abstrak yang kerap menjadi kritik yang disampaikan ataupun penanda identitas, serta fontasi besar membentuk visual yang dinamis dan mencolok. Menarik dalam SS #1-3 yang mencoba mengalihmediakan karya street art dalam berbagai medium dan platform.
Pada karya berjudul “Some one You know” dalam medium cat enamel-akrilik di atas kaca berukuran 30 x 30 cm, Emen menawarkan sebuah lukisan kaca yang artistik. Begitupun eksplorasi yang dilakukan Dyeget dalam karya bordir berukuran 30 x 40 cm berjudul “Other side”.
Sementara Doodle man Indo dan Techooooooo membuat karya tiga matra dengan eksekusi warna menggunakan cat semprot dan marker di atas patung/figurine berjudul “Lucky cats” dan “untitled”.
“Dinamika mungkin sedikit berbeda. Di Semarang dan Surakarta, saat workshop mendapat respons menarik dari anak-anak/remaja yang mengikutinya. Ada ketertarikan. Semoga hal tersebut bisa berlanjut,” Rudet menambahkan.
Alih media selalu menjadi tawaran menarik pada sebuah karya visual. Saat live painting, Techooooooo membuat grafiti yang digabungkan dengan video mapping. Hasilnya sebuah grafiti menjadi lebih dinamis.
Presentasi karya “Surface Sprayer #3” berlangsung di SURVIVE!garare Jalan Nitiprayan No 99, Ngestiharjo, Kasihan-Bantul hingga 27 Januari 2019.
Editor : Sotyati
1.100 Tentara Korea Utara Jadi Korban dalam Perang Rusia-Ukr...
SEOUL, SATUHARAPAN.COM-Lebih dari 1.000 prajurit Korea Utara tewas atau terluka dalam perang Rusia d...