Survei: Dukungan Keluarga Dorong Perempuan Pelajari Sainstek
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Survei, yang dilakukan secara daring di enam negara Asia Pasifik oleh Mastercard, menunjukkan, peran dukungan orangtua mempengaruhi minat anak perempuan dalam mempelajari ilmu sains dan teknologi.
Di beberapa negara seperti Indonesia, sampai dengan 90 persen dari perempuan yang disurvei merasa, bahwa orangtua yang paling berpengaruh ketika datang ke keputusan mereka.
Survei bertajuk "Girls in Tech" yang dilakukan oleh Master Card melibatkan 1.560 anak perempuan berusia 12-19 tahun di enam negara Asia Pasifik yakni Australia, Tiongkok, India, Indonesia, Malaysia dan Singapura melalui metode wawancara pada Desember 2015. Survei dilakukan untuk mencari tahu mengapa perempuan lebih sedikit terlibat dalam bidang sainstek ketimbang laki-laki.
Survei tersebut mengungkapkan, orangtua merupakan yang paling berpengaruh (68 persen) dalam menentukan pilihan program studi sainstek. Sementara teman (sembilan persen) dan guru (delapan persen) yang juga merupakan sumber yang paling besar untuk mempengaruhi keputusan mereka.
Survei tersebut juga mengungkapkan, lebih dari setengah responden (63 persen) yang saat ini tengah belajar sainstek di sekolah memiliki orangtua atau saudara yang juga bekerja di bidang yang berkaitan. Hal ini menunjukkan bahwa pilihan karir dari anggota keluarga memiliki pengaruh yang signifikan.
Sedangkan alasan utama, mengapa anak perempuan di Asia Pasifik tidak mempertimbangkan untuk memilih program studi yang berkaitan dengan sainstek adalah, karena mata pelajaran tersebut dianggap sulit (40 persen) dan kurangnya minat dalam mata (32 persen).
Dari beberapa negara yang terlibat dalam survei ini, Australia memiliki persentase terendah pada anak perempuan usia 15-19 tahun yang mempelajari sainstek, yakni hanya 33 persen. Sementara Tiongkok (76 persen) dan India (69 persen) merupakan negara-negara yang memiliki persentase terbesar dalam mengambil pelajaran sainstek.
Sisi positif dari survei ini adalah, dari hasil data tersebut dapat menunjukkan kepada kita, bahwa masih ada banyak kesempatan untuk memperbaiki kesalahan persepsi dan positif mempengaruhi perempuan untuk mempertimbangkan memilih program sains dan teknologi.
Melalui peran orang tua agar lebih aktif dalam menerangkan sains dan teknologi juga melalui contoh dan dukungan agar dorongan perempuan untuk memilih program ini. Dibutuhkan dukungan untuk mewujudkan dan membangun generasi berikutnya agar perempuan dapat dapat memilih program sains dan teknologi. (Ant/ newsroom.mastercard.com)
Victor Gyokeres Pemain Terbaik Swedia 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyerang Sporting CP, Viktor Gyokeres terpilih sebagai pemain terbaik Sw...