Survei LKP: Menpora dan Menteri BUMN Berkinerja Paling Buruk
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Hasil survei nasional yang dilakukan Lembaga Klimatologi Politik (LKP) menunjukkan menteri yang dipersepsikan berkinerja paling buruk adalah Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrowi, sebanyak 49,7 persen dipilih responden.
Menurut CEO LKP, Usman Rachman, selain dinilai gagal saat SEA Games 2015, Menpora juga membuat gaduh persepakbolaan nasional yang tidak berujung pangkal. Menpora juga dinilai gagal dalam menyelenggarakan turnamen Piala Kemerdekaan.
"Kegaduhan dari sepakbola sampai sekarang belum selesai. Kalau toh kemarin ada Piala Presiden itu hanya momentum tidak setiap saat, tidak menyelesaikan akar permasalahan," kata Usman Rachman dalam konferensi pers, di Jakarta, hari Selasa (3/11).
Menteri lain yang juga dipersepsikan berkinerja kurang baik oleh publik adalah Menteri BUMN Rini Soemarno sebesar 40,6 persen, diikuti oleh Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro sebesar 33,8 persen. Setelah itu, ada nama Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya sebesar dengan 32,7 persen dan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly memperoleh penilaian 31,9 persen.
Kemudian diikuti Menteri Kordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani sebesar 31,8 persen, dan ikuti Menteri ESDM Sudirman Said 22,5 persen.
“Sebanyak 40,6 persen responden merasa tidak puas terhadap Menteri BUMN, Rini Soemarno. Kalau Rini itu banyak kebijakan yang tidak sesuai. Misalnya kereta cepat terus peminjaman utang BUMN ke TIongkok dan publik menilai itu," kata Usman.
"Untuk Puan memiliki kelemahan bahwa secara organisasi daya serapnya anggaran, secara komunikasi dia tidak terlalu membuka diri terhadap pers," kata Usman.
Sedangkan munculnya nama Menkeu Bambang dan Menteri KLH Siti dipersepsikan buruk kinerjanya lantaran terkait kasus aktual yang berkaitan dengan bidang kinerjanya. Menteri Siti dinilai gagal dalam persoalan kebakaran hutan, sedangkan Menteri Bambang dikaitkan dengan krisis moneter dan menurunnya nilai rupiah beberapa bulan terakhir.
Survei LKP dilaksanakan tanggal 24-29 Oktober 2015 di 34 provinsi dengan mengambil sampel sebanyak 784 responden.
Sampel ini diambil melalui teknik multi-stage random sampling. Ambang kesalahan (margin of error) dari survei ini adalah +- 3,5 persen dan level of confidence 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara melalui telepon dengan berpedoman kuesioner. Survei LKP ini dibiayai oleh Yayasan Stasiun Cuaca Politik.
Editor : Eben E. Siadari
Berjaya di Kota Jakarta Pusat, Paduan Suara SDK 1 PENABUR Be...
Jakarta, Satuharapan.com, Gedung Pusat Pelatihan Seni Budaya Muhammad Mashabi Jakarta Pusat menjadi ...