Survei: Mayoritas Pemuda Negara-negara Arab Kecam ISIS
RIYADH, SATUHARAPAN.COM - Mayoritas pemuda negara-negara Arab dari seluruh wilayah menyatakan mencela Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS atau ISIS), menurut sebuah survei yang dirilis pada hari Selasa (12/4).
Survei itu dilakukan oleh lembaga PR Asda'a Burson Marsteller, seperti diberitakan Al Arabiya, mewawancarai 3.500 pemuda berusia 18-24 dari 16 negara Arab, termasuk Mesir, Aljazair dan Arab Saudi.
Responden mengatakan bahwa munculnya ISIS adalah "ancaman terbesar yang dihadapi Timur Tengah," diikuti dengan ancaman terorisme dan meningkatnya pengangguran.
Kurangnya pekerjaan yang dilihat oleh pemuda negara-negara Arab sebagai alasan mengapa pemuda dari negara Arab percaya untuk bergabung dengan kelompok ISIS, karena diikuti oleh keyakinan bahwa pengikut melihat interpretasi kelompok Islam sebagai superior.
Nuklir Iran
Sebuah topik yang lebih kontroversial adalah tentang kesepakatan nuklir Iran, yang ditandatangani antara Iran dan enam kekuatan dunia tahun lalu yang menuntut Iran mengontrol aktivitas nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.
Jawaban pemuda negara-negara Arab beragam. Sebanyak 45 persen dari mereka yang disurvei mendukung kesepakatan itu. Namun pemuda dari Oman, yang pemerintahnya awalnya terlibat mengahi tahap awal pembicaraan, memberi dukungan kuat untuk kesepakatan, dengan 93 persen mendukung.
Sementara itu, di kawasan Levant (Syam) dan Yaman, 48 persen menentang kesepakatan itu, sementara 45 mendukungnya.
Tidak Ada Musim Semi
Banyak responden memiliki perasaan negatif terhadap Musim Semi Arab, Mesir menjadi satu-satunya negara yang mengalami pemberontakan pada 2011 dan percaya bahwa negara ini akan lebih baik karenanya.
Sentimen kontras terlihat dalam jajak pendapat sebelumnya yang dilakukan pada tahun 2012, ketika 72 persen responden mengatakan mereka pikir dunia Arab adalah tempat yang lebih baik setelah pemberontakan Musim Semi Arab.
Tahun ini, tuntutan keamanan menjadi lebih tinggi, dengan 53 persen mengatakan mereka percaya bahwa promosi stabilitas lebih penting daripada promosi demokrasi.
Survei tidak dilakukan di Suriah, karena perang sipil yang sedang berlangsung di negara itu. Margin kesalahan dari survei itu adalah +/- 1,65 persen.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...