Survei: Prabowo Diunggulkan Menjadi Capres 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Hasil survei yang dilakukan Indo Barometer menyebutkan bahwa Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto diunggulkan menjadi calon presiden pada Pemilu 2024, dengan persentase 22 persen.
"Dari simulasi 22 nama, tanpa menyertakan nama Joko Widodo, hasilnya adalah Prabowo Subianto memperoleh suara 22,5 persen," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari dalam paparannya di Hotel Atlet Century, Jakarta, Minggu (23/2).
Dia mengatakan nama berikutnya setelah Prabowo adalah Anies Baswedan (14,3 persen), Sandiaga Uno (8,1 persen), Ganjar Pranowo (7,7 persen), Tri Rismaharini (6,8 persen), dan Agus Harimurti Yudhoyono (5,7 persen).
Selain itu, menurut dia, ada nama Khofifah Indar Parawansa (3,3 persen), Ridwan Kamil (2,6 persen), Erick Thohir (2,5 persen), Mahfud MD (1,6 persen), dan Puan Maharani (1 persen).
"Lalu untuk tokoh partai politik, minus Surya Paloh, dukungan publik untuk capres adalah Prabowo masih unggul yaitu 38,3 persen, Agus Harimurti (16,4 persen), Puan Maharani (3,5 persen), Muhaimin Iskandar (2,3 persen), Zulkifli Hasan (1,2 persen), dan Airlangga Hartarto (1,1 persen)," ujarnya.
Qodari mengatakan, survei tersebut juga menyimulasikan dua nama capres yaitu Prabowo-Anies Baswedan dan Prabowo-Ridwan Kamil.
Hasilnya, untuk "head to head" Prabowo-Anies, Prabowo memperoleh (41,4 persen), Anies Baswedan (23,5 persen), dan tidak akan memilih/rahasia/belum memutuskan pilihan (35,2 persen).
Menurut dia, survei tersebut juga menyimulasikan dua nama yaitu Prabowo Subianto dan Ridwan Kamil.
"Hasilnya adalah Prabowo memperoleh 46,7 persen, Ridwan Kamil 17,8 persen, dan tidak akan memilih/rahasia/ belum memutuskan pilihan 35,5 persen," katanya.
Sementara itu "head to head" Prabowo-Ganjar, hasilnya adalah Prabowo (47,7 persen), Ganjar (18,8 persen).
Qodari mengatakan dalam survei tersebut juga menyebutkan nama-nama kepala daerah yang potensial menjadi capres antara lain Anies Baswedan diunggulkan dengan 31,7 persen, Ganjar Pranowo (11,8 persen), Tri Rismaharini (9,9 persen), Ridwan Kamil (8,2 persen), dan Khofifah Indar Parawansa (5,6 persen).
Hasil survei juga menunjukkan bahwa Prabowo Subianto memiliki tingkat pengenalan tertinggi dibandingkan menteri-menteri lain yang ada dalam Kabinet Indonesia Maju.
M Qodari menjelaskan cara mengukur pengenalan tokoh publik atau menteri kabinet bisa dilakukan dengan dua cara, pertama dengan meminta responden menyebut nama atau nama-nama menteri yang dikenalnya.
Cara yang kedua adalah dengan menyebut nama menteri lalu bertanya kepada responden apakah tahu, mengenal, pernah mendengar, dan membaca namanya.
"Melalui menggunakan metode kedua, maka survei menunjukkan bahwa 10 menteri dengan tingkat pengenalan tertinggi adalah Prabowo Subianto dengan 94.8 persen," kata Qodari.
Dia mengatakan, di posisi kedua adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dengan tingkat pengenalan 71.8 persen.
Selanjutnya, Menko Polhukam Mohammad Mahfud MD (61,8 persen), Menteri BUMN Erick Thohir (50,2 persen), Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (46,6 persen), Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut B Panjaitan (46,4 persen), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim (45,3 persen).
Kemudian Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko 35,3 persen, Menteri Kelautan dan Perikanan Edy Prabowo Edy Prabowo 28,3 persen, dan Menteri Agama
Fachrul Razi dikenal sebanyak 28,2 persen.
"Sisanya kurang dikenal alias di bawah 50 persen," katanya.
Qodari mengatakan tingkat pengenalan publik terhadap para menteri itu dinilainya penting karena berkaitan erat dengan tingkat keterpilihan mereka jika nanti mereka mencalonkan diri sebagai calon presiden pada Pemilu 2024.
Survei Indo Barometer itu melibatkan 1.200 responden dari 34 provinsi yang merupakan warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku, yaitu warga yang minimal berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah pada saat survei dilakukan.
Adapun "margin of error" survei sebesar ± 2.83 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. (Ant)
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...