Susi Diharapkan Tangani Pencurian Ikan di Arafura
AMBON, SATUHARAPAN.COM – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti diharapkan menangani pencurian ikan di laut Arafura, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, karena negara mengalami kerugian triliunan rupiah setiap tahun.
Seorang tokoh masyarakat Kepulauan Aru, Jos Labok yang dihubungi dari Ambon, Minggu (2/11) mengatakan, Menteri Susi harus membenahi proses perizinan hingga pengoperasian armada penangkapan yang selama ini diindikasikan ilegal.
Apalagi, penangkapan memanfaatkan armada pukat harimau yang mengakibatkan terumbu karang sebagai habitat biota laut turut rusak.
Anak buah kapal (ABK) pun hanya diinstruksikan mengambil biota laut tertentu, baik jenis maupun ukurannya sehingga sisanya dibuang, selanjutnya mati dan mencemarkan ekosistem lingkungan di laut Arafura.
Dia mengakui, sering menerima keluhan dari para nelayan bahwa penangkapan dilakukan secara ilegal dengan mengoperasikan armada penampung kapasitas besar yang memungkinkan transaksi di laut.
Karena itu, Menteri Susi hendaknya tegas dalam menegakkan ketentuan karena pencurian ikan di laut Arafura melibatkan oknum - oknum pejabat di kementerian/badan teknis, termasuk petinggi di jajaran TNI maupun Polisi.
Jos juga berpendapat bahwa pejabat di daerah penanganannya sering dinilai seperti "lingkaran setan" dengan saling tuding kewenangan.
"Nelayan sering menjadi korban dari aksi pencurian ikan secara ilegal. Apalagi, penangkapan ikan tersebut memanfaatkan peralatan modern yang bila tertangkap, sering tidak lama dilepas kembali kapal - kapalnya," ujar Jos.
Dia merujuk laut Arafura yang sering disebut "surga" penangkapan ikan ilegal dengan aparat keamanan tidak bisa berbuat banyak untuk mengejar maupun menangkap armada penangkap ikan di sana.
"Kapasitas kapal patroli yang dimiliki personil TNI - AL kalah bersaing dengan armada penangkapan ikan dioperasikan oknum - oknum tidak bertanggung jawab tersebut," kata Jos menegaskan.
Terkait dengan masalah ini, Jos berharap Menteri Susi hendakya memperhatikan masalah pencurian ikan, baik secara nasional maupun di laut Arafura.
Maluku termasuk Kabupaten Kepulauan Aru memiliki potensi sumber daya alam (SDA), termasuk hayati laut yang melimpah. Namun, karena pengelolaannya kurang optimal sehingga turut berdampak terhadap tingkat kemiskinan yang menempatkan daerah ini di peringkat tiga termiskin di Tanah Air.
Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan-Kementerian Kelautan dan Perikanan Syahrin Abdurrahman mengemukakan, sedikitnya Rp 11,8 triliun kekayaan Laut Arafura setiap tahun lenyap akibat pencurian ikan dan karenanya harus bisa dicegah agar tidak berlangsung terus dan merugikan negara. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...