Susi: Saya Jadi Menteri Bukan Ingin Kaya dan Hebat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menjadi kaya dan hebat bukan tujuan Susi Pudjiastuti untuk memangku jabatan sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia periode 2014 – 2019.
Dalam serah terima jabatan (sertijab) dengan Sharif C Sutarjo pada Rabu (29/10) di Gedung Kemterian Perikanan dan Kelautan, Jakarta Pusat, Susi berujar ingin berbagi pengalaman dengan para nelayan agar kedaulatan di bidang kelautan dan perikanan tercapai.
“Ini adalah kepercayaan dari presiden dan negara. Saya terima pekerjaan ini karena pengalaman saya 10 tahun di dunia penerbangan dan 33 tahun di perikanan mudah-mudahan bisa membantu Indonesia menjadi lebih baik. Menjadi tuan rumah di negeri sendiri, membangun ekonomi mandiri, membangun kebanggaan diri,” katanya.
Susi Pudjiastuti yang baru dilantik oleh Presiden Joko Widodo dua hari lalu, Senin (27/10), memang telah mendapat beragam penilaian dari masyarakat, mulai dari yang pro hingga yang kontra. Menanggapi hal itu, Susi mengaku tak ingin ambil pusing.
“Saya hanya ingin kerja dan kerja, tak ingin berpikir soal kehidupan pribadi,” ujarnya.
Susi mengatakan masa kecilnya tak seperti pendahulunya Sharif C Sutardjo, yang berasal dari keluarga top level. Untuk itu, ia mengatakan perlu belajar dari banyak pihak agar hal-hal yang dilakukannya mendatang dapat selaras dengan konvensi yang berlaku.
“Saya belajar dari daerah, saya belajar dari jalan. Kalau ada hal-hal yang sedikit tidak pantas atau tidak layak, tolong ditegur. Tegur saya dengan panggilan 'Bu Susi'. Saya tidak akan menengok kalau dipanggil 'Bu Menteri', tapi 'Bu Susi',” kata Susi, disambut gelak tawa peserta sertijab yang hadir di ruangan tersebut.
Koridor Komersialisasi
Berbicara tentang program andalan yang akan diusung, Susi ingin mengarahkan program-program di kementeriannya mendatang menuju koridor bisnis komersial. Bisnis komersial, menurut dia adalah satu-satunya jalan agar program dapat terus berkelanjutan.
“Semua program sudah baik, tapi kita harus masukkan sekarang komersialisasi dari semua program untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan karena hanya dengan komersialisasi, program tersebut akan berkelanjutan,” katanya.
“Semua program tujuannya harus ke arah komersial. Kalau sudah komersial nanti akan menghasilkan profit,” Susi menambahkan.
Susi menilai selama ini kemampuan ekspor Indonesia masih sangat terbatas, padahal wilayah laut yang dimiliki Indonesia jauh lebih luas dari negara-negara lain, seperti di Thailand dan Malaysia. Akan tetapi, angka ekspor Indonesia masih tertinggal jauh dari kedua negara tersebut.
“Ini adalah target kita, terutama teman-teman di kelautan dan perikanan,” ujarnya.
“Siap bekerja siang malam bersama saya, Pak, Bu?” kata Susi saat menutup pidatonya sembari bergurau.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...