Susi Susanti Selenggarakan Kejuaraan Untuk Bantu PBSI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pebulu tangkis tunggal putri legendaris Indonesia, Susi Susanti, mengadakan kejuaraan bulu tangkis bertajuk GMC Astec Open 2015 dalam rangka membantu Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI)
“Dengan kejuaraan Astec Open yang sudah berjalan 11 tahun ini, kami ingin membantu PBSI untuk membina dan menjaring bibit unggul yang nantinya menjadi pemain andalan Indonesia dan menjadi juara dunia,” kata Susi pada konferensi pers Kejuaraan GMC Astec Open 2015 di Jakarta, hari Selasa (1/9).
“Harapan kita semua agar bulutangkis Indonesia akan kembali jaya seperti dulu, agar dapat membawa kebanggaan dan keharuman nama bangsa Indonesia di mata dunia,” dia menambahkan.
Kejuaraan Astec Open mempertandingkan kategori berdasarkan umur, yaitu anak-anak, pemula, remaja, dewasa dan veteran. Dengan total hadiah sebesar 250 juta rupiah.
Kejuaraan GMC Astec Open XI 2015 siap bergulir kembali tahun ini. Turnamen swasta nasional ini akan berlangsung mulai Minggu (6/9) sampai dengan Sabtu (12/9) di GOR Asia Afrika, Senayan, Jakarta.
“Bulu tangkis adalah salah satu cabang olahraga kebanggaan Indonesia dengan begitu banyak prestasi yang sudah diraih. Sebagai mantan pemain yang sudah dibesarkan di bulu tangkis, saya dan Alan Budikusuma merasa punya tanggung jawab untuk terus mengembangkan dan mempopulerkan bulutangkis, agar prestasi bulu tangkis Indonesia tetap bersinar,” kata Susi yang juga menjadi Ketua Panitia GMC Astec Open XI 2015.
Kejuaraan ini memasuki tahun ke-11 penyelenggaraannya, setelah diprakarsai oleh pasangan peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992, Alan Budikusuma dan Susi Susanti, di tahun 2005 lalu. Sebanyak 1091 atlet dari 91 klub nasional dan tiga negara asing, Thailand, Jepang dan India, dijadwalkan akan turut main di Astec Open 2015.
Achmad Budiharto, Wakil Sekretaris Jenderal PP PBSI mengapresiasi konsistensi dan komitmen penyelenggaraan Astec Open, Budiharto mengatakan tidak banyak turnamen yang bisa terus konsisten seperti ini.
“Usia turnamen yang sudah lebih dari 10 tahun itu merupakan hal yang luar biasa. Saat ini kita memang membutuhkan itu. Karena asal muara pembinaan di Pelatnas itu dimulai dari pembinaan di usia dini. Dan penjaringannya untuk mengukur pembinaan di klub-klub salah satunya melalui turnamen seperti ini,” kata Budiharto.
“Mudah-mudahan bukan hanya di Astec Open saja, tapi juga di kejuaraan lainnya,” Budiharto menambahkan. (badmintonindonesia.org)
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...