Susul AS, Guatemala akan Pindahkan Kedubesnya ke Yerusalem
GUATEMALA CITY, SATUHARAPAN.COM - Kurang dari sebulan setelah Presiden Trump mengumumkan bahwa AS akan memindahkan kedutaan besarnya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem, Guatemala menjadi negara pertama yang mengikuti jejaknya, mengumumkan pada malam Natal bahwa mereka akan memindahkan kedutaannya juga.
Presiden Guatemala Jimmy Morales memposting ke Facebook pada hari Minggu bahwa dia baru saja berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. "Kami berbicara tentang hubungan baik yang kami miliki saat negara-negara sejak Guatemala mendukung terciptanya negara Israel," Morales menulis di posting Facebook yang diterjemahkan.
Guatemala adalah salah satu negara yang menyatakan menolak dalam pemungutan suara di Perserikatan Bangsa-Bangsa ketika organisasi mulitaleral itu mengumumkan resolusi yang tidak mengikat bahwa keputusan Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel "tidak berlaku lagi".
Sembilan negara yang menolak resolusi, yaitu Honduras, Mikronesia, Kepulauan Marshall, Nauru, Palau, Togo, Guatemala, AS dan Israel.
Selain itu, 35 negara abstain dari pemungutan suara dan 21 lainnya "tidak hadir". Secara keseluruhan, 128 negara mendukung resolusi tersebut.
Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley, yang telah memperingatkan bahwa AS akan mencatat nama-nama negara yang menolak dan abstain terhadap resolusi, mengatakan akan mengundang mereka ke resepsi pada bulan Januari untuk mengucapkan "terima kasih atas persahabatan dengan Amerika Serikat. "
Baik AS maupun Guatemala tidak menentukan kapan kedutaannya akan dipindahkan.
Netanyahu telah memperkirakan adanya negara lain yang akan mengikuti timbal AS. Dia telah berusaha keras untuk menjangkau Amerika Latin dalam beberapa tahun terakhir sebagai bagian dari kampanye untuk melawan dukungan jangka panjang mereka bagi orang-orang Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Trump mengatakan bahwa dia keputusannya itu hanya pengakuan atas kenyataan dan tidak mempertimbangkan negosiasi mengenai perbatasan kota Yerusalem di masa depan. Israel otomatis mendukung langkah Trump sementara Palestina langkah tersebut sebagai keberpihakan AS terhadap Israel.
Israel mengklaim seluruh Yerusalem sebagai ibukotanya, sementara Palestina mengklaim sektor timur kota, yang dikuasai oleh Israel pada tahun 1967 dan merupakan tempat bagi situs Yahudi, Muslim dan Kristen yang sensitif. Banyak negara telah lama mengatakan bahwa nasib Yerusalem harus diselesaikan melalui negosiasi.
Editor : Eben E. Siadari
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...