Swasta Belum Mau Produksi Bahan Farmasi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Industri farmasi swasta belum mempertimbangkan membangun pabrik yang khusus memproduksi bahan baku obat di Indonesia untuk kebutuhan produksi dalam negeri, kata seorang pengurus asosiasi.
"Saat ini belum ada. Tapi ke depannya akan seperti apa, tiap industri pasti punya rencana (masing-masing)," kata Wakil Ketua Asosiasi Industri Farmasi Internasional (IPMG) Evie Yulin di Jakarta, Rabu (22/3).
Evie mengatakan, tidak bisa berkomentar terkait rencana investasi pabrik bahan baku obat anggota-anggota IPMG, yang terdiri dari 25 industri farmasi swasta, karena menyangkut rencana strategi masing-masing perusahaan.
Namun Evie yang juga merupakan Direktur PT Merck Tbk, perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, juga tidak mau berkomentar terkait rencana untuk investasi pada pabrik produksi bahan baku obat di Indonesia.
"Kita sekarang diskusinya atas nama IPMG saya tidak bisa bicara atas nama company, maaf," kata dia.
Hingga saat ini Indonesia masih mengandalkan impor bahan baku obat dari Tiongkok dan India untuk memproduksi obat dalam negeri. Porsi impor bahan baku obat di Indonesia ialah 90 persen.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang farmasi PT Kimia Farma (Persero) Tbk, saat ini tengah membangun pabrik untuk memproduksi bahan baku obat guna mengurangi ketergantungan dari luar negeri.
Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016, tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan juga mengupayakan kemandirian bahan baku obat di Indonesia.
Kimia Farma, tengah membangun pabrik bahan baku obat di Cikarang Bekasi, dengan total kapasitas produksi 30 ton per tahun yang peletakan batu pertamanya dilakukan Oktober 2016.
Perseroan memfokuskan produksi delapan jenis bahan baku obat sebagai awalan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan sisanya untuk ekspor. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...