Swedia, Finlandia dan Turki Lakukan Pembicaraan NATO, Setuju Pertemuan Lagi
BRUSSEL, SATUHARAPAN.COM-Turki telah mengakui bahwa Swedia dan Finlandia telah mengambil langkah konkret untuk memenuhi kekhawatiran Ankara atas tawaran mereka untuk bergabung dengan NATO dan ketiganya akan mengadakan pertemuan lebih lanjut, kata kepala negosiator Swedia dalam proses aksesi pada hari Kamis (9/3).
Swedia dan Finlandia mendaftar tahun lalu untuk bergabung dengan NATO, tetapi menghadapi keberatan tak terduga dari Turki yang mengatakan kedua negara itu menampung anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh Ankara dan sekutu Baratnya.
“Kami melihat bahwa Turki mengakui bahwa Swedia dan Finlandia telah mengambil langkah konkret dalam perjanjian ini, yang merupakan pertanda baik,” kata kepala negosiator, Oscar Stenstrom, dalam konferensi pers di markas NATO setelah pembicaraan trilateral dilanjutkan.
"Sedikit langkah maju, pembicaraan telah dimulai kembali dan kami sepakat bahwa kami akan terus bertemu dan saya tidak bisa mengatakan kapan tepatnya."
Juru bicara Presiden Tayyip Erdogan, Ibrahim Kalin, mengatakan langkah yang diambil oleh Swedia dan Finlandia untuk mengatasi masalah keamanan Ankara adalah positif, tetapi tidak cukup untuk meratifikasi tawaran NATO Turki.
“Kami sekali lagi menyoroti kekhawatiran dan harapan keamanan Turki,” katanya. “Langkah-langkah yang akan diambil oleh negara-negara akan menentukan arah dan kecepatan masalah ini.”
Pada bulan Januari, Turki menangguhkan pembicaraan yang dibuat sebagai bagian dari kesepakatan trilateral yang disepakati di Madrid tahun lalu yang bertujuan untuk memperlancar proses aksesi Finlandia dan Swedia.
Penyebab langsungnya adalah protes di dekat kedutaan Turki di Stockholm di mana seorang politikus sayap kanan membakar salinan kitab suci umat Islam, Al Quran. Tetapi Ankara secara konsisten mengatakan bahwa Swedia secara khusus telah gagal mengimplementasikan bagiannya dari perjanjian Madrid.
Stenstrom mengatakan Swedia telah memenuhi bagiannya dari tawar-menawar. Sebagai bagian dari upayanya untuk meyakinkan Turki bahwa ketakutannya terhadap militan serius, pemerintah akan memperkenalkan undang-undang anti-terorisme baru ke parlemen minggu ini.
Undang-undang baru, yang dimulai pada 2017 setelah sebuah truk dikendarai ke kerumunan di Stockholm yang menewaskan lima orang, akan mengkriminalisasi "partisipasi dari organisasi teroris", kata pemerintah. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...