Swiss Perketat Pembekuan Aset al Assad Suriah

JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Swiss mengatakan pada hari Jumat (7/3) bahwa mereka memberlakukan pembekuan yang lebih ketat terhadap aset presiden Suriah terguling Bashar al Assad dan kelompoknya.
Pemerintah "ingin memastikan bahwa, terlepas dari perkembangan di bidang sanksi, tidak ada dana dari mantan pemerintahan al Assad yang dapat mengalir keluar dari Swiss," katanya dalam sebuah pernyataan.
Serangan yang dipimpin oposisi yang menggulingkan al Assad pada bulan Desember mengakhiri cengkeraman kekuasaan keluarganya selama puluhan tahun di negara Timur Tengah tersebut dan menandai perang saudara yang brutal selama bertahun-tahun yang menewaskan lebih dari setengah juta orang dan membuat jutaan orang mengungsi.
Swiss menyamai Uni Eropa dalam menjatuhkan sanksi terhadap Suriah pada tahun 2011, yang mencakup tindakan pembekuan aset.
"Di Swiss, aset senilai sekitar 99 juta franc Swiss (US$112,5 juta) telah dibekukan, sekitar dua pertiganya terkait dengan anggota bekas pemerintahan al Assad dan rezimnya," kata Bern.
Pemerintah mengatakan pihaknya memberlakukan tindakan pembekuan tambahan pada aset-aset ini, "yang mungkin diperoleh secara tidak sah, untuk memastikan bahwa aset-aset tersebut tetap dibekukan terlepas dari perkembangan terkait sanksi."
Keputusan tersebut juga harus memungkinkan pembekuan aset yang diperoleh secara tidak sah dari lima orang lain yang terkait dengan bekas pemerintahan Suriah, pernyataan tersebut menambahkan.
Tindakan tersebut harus berarti dana al Assad tidak dapat mengalir keluar dari Swiss sebelum pemeriksaan hukum atas keabsahannya.
"Jika dalam proses pidana dan bantuan timbal balik di masa mendatang terungkap bahwa dana tersebut sebenarnya berasal dari sumber yang tidak sah, Swiss akan berusaha mengembalikannya dengan cara yang akan menguntungkan penduduk Suriah," kata Bern.
Langkah-langkah yang diambil menargetkan individu-individu yang menduduki jabatan publik di bawah keluarga al Assad, atau memiliki hubungan dekat dengan mereka.
Bulan lalu, Uni Eropa melonggarkan sanksi terhadap sektor energi, transportasi, dan perbankan Suriah dalam upaya membantu rekonstruksi negara tersebut setelah jatuhnya al Assad.
Dan Inggris pada hari Kamis (6/3) mencabut sanksi yang dijatuhkan pada 24 entitas selama pemerintahan al Assad, termasuk bank sentral Suriah. (AFP)
Editor : Sabar Subekti

Hamas Tangapi Trump: Pembebasan Sandera dengan Perundingan F...
JALUR GAZA, SATUHARAPAN.COM-Kelompok Hamas Palestina menanggapi ancaman Presiden Amerika Serikat, Do...