Syekh Pelatih ISIS Minta Alkitab Karena Muak Berperang
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM – Seorang syekh—kepala suku—dari Arab Saudi yang bertanggung jawab untuk melatih militan ISIS—kelompok yang menamakan diri Negara Islam di Irak dan Suriah (Islamic State of Iraq and Syria)—dilaporkan telah meminta Alkitab karena muak dengan kebrutalan kelompok itu, seorang misionaris di Timur Tengah mengatakan.
Misionaris ini cukup disebut 'Julian' untuk melindungi identitasnya. Ia yang bekerja dengan organisasi misi Operation Mobilisation dan telah tinggal di Timur Tengah selama bertahun-tahun, mengatakan kepada Radio Voice of the Martyrs minggu lalu tentang orang-orang di Timur Tengah, termasuk anggota ISIS, yang datang kepada Kristus.
“Allah dalam kedaulatan-Nya mampu mengubah apa yang jahat, dan apa yang dimaksudkan musuh untuk kejahatan, menjadi sesuatu yang baik,” katanya.
Dia mengatakan kisah orang yang terkait dengan ISIS menjadi pengikut Kristus setelah ia mendengar di sebuah acara doa di Mesir. Yang pertama adalah seorang pejuang ISIS yang mendapat penglihatan salib. “Untuk seorang pejuang ISIS, melihat salib bukan berita baik, itu adalah berita buruk,” kata Julian.
Militan itu kemudian mencari di internet dan menemukan situs Kristen dan menjadi lebih tertarik. Dia meninggalkan Suriah dan pergi ke Turki. Di Turki, ia bertemu dengan seseorang yang mampu menceritakan tentang Yesus, dan dia memutuskan untuk menjadi murid Juru Selamat dari Nazaret ini. Sang mantan militan ISIS ini berbagi kesaksiannya pada konferensi gereja di Lebanon.
Julian juga telah mendengar tentang seorang sopir taksi Kristen di Lebanon yang mengantar seorang Syekh asal Arab Saudi ke bandara. Di tengah jalan sang penumpang memintanya berhenti dan bertanya di mana mendapatkan Alkitab. Si sopir taksi mengantarnya menemui seorang pekerja Kristen di Beirut yang memberinya Alkitab dan bertanya mengapa ia menginginkannya.
Syekh itu mengatakan ia telah di Suriah mengajar para pejuang tentang “teologi, teori, dan praktik Jihad”. Namun, kemudian ia menjadi “muak dengan segala pembunuhan itu dan merasa harus ada sesuatu yang lebih baik dari ini”.
Julian juga menceritakan kisah seorang perempuan Somalia Muslim yang telah melihat video pemenggalan dari militan ISIS yang membunuh seorang Amerika sembari membaca Alquran dan ngeri. Ini menyebabkan si perempuan Somalia ini berdoa kepada Tuhan dan bertanya “Apakah ini kehendak-Mu? Apakah ini yang Engkau inginkan, ya Allah?” Malam itu ia bermimpi bertemu Yesus dan melihat bahwa dia adalah salah satu jemaah. Lalu ia bercerita kepada suaminya. Tak dikira, sang suami juga mengalami pergulatan yang sama. Akhirnya, ia dan sang suami menjadi pengikut Kristus dan ia sekarang bekerja dengan organisasi misi.
“ISIS sedang digunakan untuk mengungkapkan kegelapan agama,” kata Julian. Kemudian, ia menekankan bahwa “banyak orang Timur Tengah yang ingin menjauhkan diri dan malu dengan perbuatan ISIS. Mereka tidak jahat tetapi terimbas dengan kelakuan ISIS. Kejahatan ISIS belum pernah terjadi sebelumnya.”
Dia mengatakan kisah ini harus menggerakkan orang-orang Kristen untuk berdoa bagi militan ISIS. Bukan untuk melawan mereka. “Mereka adalah orang-orang yang telah tertipu, mereka tersesat ... Kita perlu berdoa agar Tuhan memanggil pengikut ISIS untuk bertobat.” (christiantoday.com)
Ikuti berita kami di Facebook
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...