Tahu, Tetapi Tidak Mau Tau
Mari berhenti mencela orang lain!
SATUHARAPAN.COM – Pernahkah Anda merasa jengkel sketika melihat orang lain berbuat sesuatu yang bertentangan dengan prinsip Anda? Ingin rasanya segera mendatangi dan menegur keras. Karena kita tidak bisa menemui yang bersangkutan, maka dengan spontan Anda hanya bisa mengumpat dalam hati. Jika pernah mengalami, saran saya, Anda tenang saja. Mengapa? Anda tidak sendirian!
Saya pun sering mengalami hal serupa. Mungkin lebih parah. Mengapa tidak? Saat melihat orang buang sampah ke jalan raya, dari mobil mewah pula, saya spontan membunyikan klakson dan mengedipkan lampu jauh. Umpatan dalam hati pun muncul : ”Dasar orang kaya tidak beradab!” Saat menyaksikan orang tidak tertib antre saat boarding pesawat, dalam hati berkata: ”Dasar orang kampungan!” Umpatan yang sama muncul kala mendengar orang bertelepon ria dalam pesawat padahal sudah diingatkan oleh pramugari. Tetapi, kali ini saran saya berbeda: ”Jangan mengikuti gaya marah saya!
Sekarang bukan soal gaya marah. Sempat terbersit pertanyaan: ”Apakah mereka tidak berpendidikan cukup?” Tetapi menurut saya, mereka yang saya sebutkan di atas bukanlah orang sembarangan. Kalau seseorang diantar pakai mobil Camry edisi terkini, bisa menggunakan maskapai sekelas Garuda, pastilah orang yang cukup mengenyam pendidikan. Minimal setingkat SMA, walau mungkin tidak lulus.
Kalau dikatakan berpendidikan cukup, mengapa tingkah lakunya seperti tidak pernah sekolah? Jangan tanya saya sekolahnya di mana, siapa gurunya, dan seterusnya. Karena ternyata itu bukan jaminan. Bisa kita simpulkan bahwa pengetahuan seseorang belum tentu sejalan dengan perilaku. Sikap dan ilmu pengetahuan ternyata bisa berbeda. Contoh sederhana: ”tidak mungkin orang yang merokok gagal paham bahwa asap rokok sangat membahayakan nyawanya, bahkan orang lain.
Tanpa lanjut menghakimi orang lain, saya pun mencoba wawas diri. Ya saya, Anda juga dong! Kita juga sepertinya setali tiga uang dengan mereka. Coba kita renungkan, apa saja yang sudah kita ketahui , tetapi tidak kita lakukan? Sederhana saja. Kalau sudah tahu pola makan yang sehat, mengapa kita susah sekali mencapai berat badan ideal? Kalau sudah paham hutan semakin kritis, mengapa kita masih saja doyan menggunakan tissue tanpa batas?
Mulai sekarang, mari berhenti mencela orang lain. Mulailah membenahi diri sendiri. Berhenti pura-pura tidak tahu. Berhentilah untuk tidak mau tau!
Email: inspirasi@satuharapan.com,.
Editor : Yoel M Indrasmoro
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...