Taipan Real Estate Vietnam Yang Divonis Mati Hadapi Tuduhan Baru
HANOI, SATUHARAPAN.COM-Sidang kedua untuk taipan real estate Vietnam, Truong My Lan — yang dijatuhi hukuman mati karena penipuan keuangan pada bulan April — dimulai pada hari Kamis (19/9), media pemerintah melaporkan.
Pimpinan perusahaan real estate Van Thinh Phat yang berusia 67 tahun itu dihukum karena mengatur kasus penipuan keuangan terbesar di Vietnam, yang berjumlah US$12,5 miliar — hampir 3% dari PDB negara itu tahun 2022 dan karena secara ilegal mengendalikan bank besar yang mengizinkan pinjaman yang mengakibatkan kerugian sebesar US$27 miliar, kata media pemerintah.
Penangkapan dan hukumannya merupakan salah satu kasus yang paling menonjol dalam gerakan antikorupsi yang telah meningkat sejak 2022. Apa yang disebut sebagai kampanye tungku api juga telah membakar eselon tertinggi politik Vietnam dan menyebabkan pengunduran diri mantan presiden yang terlibat di dalamnya.
Lan diadili atas tuduhan baru atas penggelapan properti dan pencucian uang. Menurut penyelidikan polisi, ia mengumpulkan US$1,2 miliar dari hampir 36.000 investor dengan menerbitkan obligasi secara ilegal melalui empat perusahaan, kata laporan media pemerintah.
Penyidik ââmenemukan 21 perusahaan yang dikendalikan oleh Van Thinh Phat milik Lan yang secara ilegal mentransfer lebih dari US$4,5 miliar masuk dan keluar Vietnam antara tahun 2012-2022.
Ia juga dituduh menyedot US$18 miliar yang diperoleh melalui penipuan.
Kasus ini juga melibatkan 33 terdakwa lainnya. Diperkirakan akan berlangsung selama sebulan.
Lan dan keluarganya mendirikan perusahaan Van Thing Phat pada tahun 1992 setelah Vietnam beralih dari ekonomi yang dikelola negara ke pendekatan yang lebih berorientasi pasar yang terbuka bagi investor asing. Ia memulai dengan membantu ibunya, seorang pengusaha China, menjual kosmetik di pasar tertua di Kota Ho Chi Minh, menurut media pemerintah Tien Phong.
Van Thinh Phat menjadi salah satu perusahaan real estat terkaya di Vietnam, dengan proyek-proyek termasuk bangunan tempat tinggal mewah, kantor, hotel, dan pusat perbelanjaan. Hal ini menjadikannya pemain kunci dalam industri keuangan negara tersebut.
Sidang pertama Lan mengejutkan banyak orang Vietnam. Analis mengatakan skala penipuan tersebut menimbulkan pertanyaan tentang apakah bank atau bisnis lain telah melakukan kesalahan serupa, yang melemahkan prospek ekonomi Vietnam dan membuat investor asing gelisah pada saat Vietnam mencoba memposisikan dirinya sebagai rumah ideal bagi bisnis yang mencoba mendiversifikasi rantai pasokan dari China. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Bangladesh Minta Interpol Bantu Tangkap Mantan PM Sheikh Has...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM-Sebuah pengadilan khusus di Bangladesh pada hari Selasa (12/11) meminta organ...