Taiwan Menyerukan Akses Yang Adil pada Vaksin COVID-19
TAIPEI, SATUHARAPAN.COM-Pemerintah Taiwan menyerukan akses yang adil ke vaksin COVID-19. Itu disampaikan dalam pertemuan dengan diplomat senior Barat, karena mereka menghadapi pasokan vaksin yang semakin menipis selama lonjakan jumlah infeksi domestik.
Taiwan telah melaporkan hampir 1.000 infeksi baru selama sepekan terakhir atau lebih, yang mengarah ke pembatasan baru di ibu kota, Taipei, dan mengejutkan penduduk yang telah terbiasa menjalani hidup hampir secara normal.
Tetapi stok vaksinnya menurun dengan cepat. Taiwan hanya menerima sedikit lebih dari 300.000 sampai saat ini, semuanya dari AstraZeneca Plc. Setidaknya dua pertiga dari itu telah didistribusikan.
Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (19/5) setelah lokakarya virtual tentang vaksin pada hari Selasa (18/5) dengan diplomat senior Amerika Serikat, Inggris, Jepang dan Australia di Taipei bahwa tidak ada tempat yang kebal dari ancaman pandemi kecuali semua orang mengendalikannya.
“Akses yang adil ke vaksin yang efektif adalah cara utama untuk mengendalikan pandemi COVID-19 global. Kami berharap untuk pengembangan dan pemasaran vaksin yang lebih efektif dan memadai, dan menyerukan semua negara untuk bekerja sama mengakhiri pandemi COVID-19,” katanya.
Taiwan memobilisasi para diplomatnya untuk mencoba mempercepat akses ke lebih banyak vaksin, dan sedang dalam pembicaraan dengan AS untuk mendapatkan vaksin COVID-19 yang rencananya akan dikirim Presiden Joe Biden ke luar negeri.
Brent Christensen, duta besar de facto AS untuk Taiwan, mengatakan pada acara yang sama bahwa "berbicara tentang vaksin COVID-19 dapat menjadi subjek yang sensitif", menurut salinan pernyataannya yang diterbitkan oleh kantornya.
“Kami menyadari bahwa setiap negara dan wilayah berada pada tahap yang berbeda dalam program vaksinasi COVID-19 mereka,” kata pernyataan itu. “Sayangnya, banyak yang masih menghadapi kesulitan mendapatkan akses ke vaksin.”
Taiwan telah memesan 20 juta dosis, sebagian besar dari AstraZeneca tetapi juga dari Moderna Inc, meskipun kekurangan global telah membatasi pasokan. Pemerintah mengatakan lebih banyak vaksin sedang dalam proses, dan berharap vaksin yang dikembangkan di dalam negeri dapat mulai diluncurkan sebelum akhir Juli. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...