Taliban Akui Kematian Pemimpinnya dalam Serangan Drone AS
QUETTA, SATUHARAPAN.COM - Narasumber Taliban Afghanistan hari Minggu (22/5) mengakui kematian pemimpin mereka Mullah Akhtar Mansour dalam serangan drone Amerika Serikat (AS) di Pakistan, kini pihaknya sedang menggelar rapat untuk menetapkan penggantinya.
“Saya bisa mengonfirmasikan bahwa Mullah Mansour sudah tewas,” kata seorang narasumber senior Taliban kepada AFP.
Kematian Mansour dikonfirmasi oleh dua tokoh senior lainnya, yang mengatakan para pemimpin tertinggi kelompok itu sedang menggelar rapat di barat daya Pakistan untuk menunjuk pemimpin baru mereka.
“Mullah Zakir, Mullah Shireen dan Siraj Haqqani adalah kandidat terkuat,” kata salah seorang narasumber kepada AFP.
Mansour dilaporkan tewas dalam serangan drone di barat daya Provinsi Baluchistan, Pakistan, pada Sabtu (18/5) sore.
Serangan drone AS tersebut membuat Pakistan menuduh AS melanggar kedaulatannya. Pakistan protes pada hari Minggu (22/5), mengatakan pemerintah AS tidak memberitahu Perdana Menteri Nawaz Sharif terlebih dahulu.
"Ini adalah pelanggaran kedaulatan Pakistan," kata Nawaz Sharif pada wartawan di London, sambil mengatakan bahwa masih belum jelas siapa sebenarnya yang tewas.
Kementerian Luar Negeri Pakistan pada Minggu malam, menyebutkan bahwa salah satu korban serangan adalah seorang sopir bernama Muhammad Azam sementara identitas satu korban lainnya “masih diverifikasi.”
“Pada Sabtu malam 21 Mei 2016, Amerika Serikat memberikan informasi bahwa sebuah serangan drone dilaksanakan di Pakistan di dekat wilayah perbatasan Pakistan-Afghanistan,” yang menargetkan Mansour, katanya.
“Informasi ini disampaikan kepada perdana menteri dan kepala staf angkatan darat setelah serangan drone dilakukan.”
Pakistan mengecam dan menganggap serangan drone itu sebagai “pelanggaran terhadap kedaulatan (Pakistan), sebuah isu yang pernah dibahas bersama Amerika Serikat di masa lalu.” (AFP/reuters.com)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...