Taliban Kembali Minta Kursi Duta Besar di PBB
KABUL, SATUHARAPAN.COM-Taliban mengeluarkan seruan baru pada hari Jumat (17/12) untuk mendapatkan kursi Afghanistan di PBB setelah duta besar mantan pemerintah yang didukung Amerika Serikat meninggalkan jabatannya.
Kursi PBB, dan beberapa kedutaan besar lainnya di luar negeri, berada di pusat tarik-menarik antara diplomat pemerintah lama yang diasingkan dan penguasa Islam baru Afghanistan.
Namun sejauh ini belum ada negara yang mengakui rezim Taliban.
Asisten juru bicara PBB, Farhan Haq, mengatakan kepada AFP bahwa duta besar Afghanistan, Ghulam Isaczai "habis masa jabatannya pada 15 Desember," menurut surat yang mereka terima hari Kamis.
Calon Taliban untuk posisi itu, Suhail Shaheen, mengatakan kursi itu sekarang harus diberikan kepada pemerintah baru Afghanistan, menambahkan itu adalah masalah kredibilitas badan dunia itu. Pemerintah saat ini di Afghanistan “memiliki kedaulatan” atas negara itu, katanya di Twitter.
Awal bulan ini, Majelis Umum PBB mengeluarkan resolusi yang menunda tanpa batas waktu keputusan atas klaim saingan.
Tetapi sebulan setelah pengambilalihan Taliban, Isaczai masih diterima di markas besar PBB, dan pada bulan November secara terbuka mengkritik penguasa baru negara itu pada pertemuan Dewan Keamanan.
Ketika mereka sebelumnya memerintah Afghanistan, dari tahun 1996 hingga 2001, Taliban tidak memiliki perwakilan di PBB, dan kekuasaan mereka hanya diakui oleh tiga negara: Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Pakistan.
Calon dubes untuk PBB, Shaheen menjabat sebagai wakil duta besar untuk Islamabad selama periode itu, menjadi juru bicara gerakan yang diasingkan setelah mereka digulingkan dan menjadi favorit media asing karena bahasa Inggrisnya yang fasih. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...