Taliban Kuasai Taleqan, Ibu Kota Provinsi Takhar di Afghanistan
KABUL, SATUHARAPAN.COM-Anggota parlemen provinsi di Afghanistan mengatakan Taliban telah menguasai ibu kota provinsi lain, yang keempat jatuh ke tangan pemberontak dalam waktu kurang dari sepekan, dalam pukulan terhadap pasukan pemerintah.
Pasukan Taliban menyerbu Taleqan, ibu kota Provinsi Takhar di utara pada hari Minggu (8/8), merebut daerah terakhir yang sebelumnya tidak dikuasainya setelah pengepungan selama berbulan-bulan, kata dua anggota parlemen dari provinsi tersebut.
Takhar memiliki arti khusus bagi pejuang aliansi utara anti Taliban yang bergabung dengan koalisi pimpinan Amerika Serikat untuk menggulingkan milisi agama itu pada tahun 2001.
Pertempuran di Provinsi Kunduz
Pejuang Taliban juga merebut sebagian besar ibu kota Provinsi Kunduz di Afghanistan utara pada hari Minggu.
Dua anggota dewan provinsi mengatakan Taliban menguasai kantor gubernur dan markas polisi setelah seharian baku tembak, serta gedung penjara utama, tempat 500 narapidana termasuk pejuang Taliban dibebaskan.
Jika Kunduz jatuh, itu akan menjadi keuntungan yang signifikan bagi Taliban dan ujian kemampuan mereka untuk mengambil dan mempertahankan wilayah dalam kampanye mereka melawan pemerintah yang didukung Barat. Ini adalah salah satu kota besar di negara itu dengan populasi lebih dari 340.000.
Anggota Dewan, Ghulam Rabani, mengatakan bahwa pertempuran terus berlanjut di Bandar udara kota dan bagian lain kota. Kunduz adalah persimpangan strategis dengan akses yang baik ke sebagian besar Afghanistan utara serta ibu kota, Kabul, sekitar 335 kilometer jauhnya.
Anggota dewan provinsi lainnya dari Kunduz, Mohammad Yusouf Ayubi, juga mengatakan bahwa pasukan Afghanistan hanya mengendalikan bandar udara dan barak tentara utama, dan bahwa Taliban menguasai semua Kunduz selain daerah tersebut.
Musuh Warga Sipil
Sebuah video yang diperoleh Associated Press menunjukkan bendera putih Taliban berkibar di atas pos polisi lalu lintas di alun-alun utama Kunduz.
“Orang yang tidak bersalah dan miskin harus membayar biaya perang di Kunduz dan bagian lain negara itu, baik pasukan pemerintah maupun Taliban adalah musuh warga sipil,” kata Ayubi. “Yang satu tidak bisa memberikan keamanan dan yang lain tidak peduli dengan keselamatan orang,” tambahnya.
Pemerintah Afghanistan di Kabul membantah telah kehilangan kota utara, yang akan menjadi ibu kota provinsi ketiga yang sebagian besar dikuasai oleh pejuang Taliban dalam pekan lalu. Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri, Mirwais Stanekzai, mengatakan pasukan keamanan Afghanistan terus berjuang dan telah merebut kembali beberapa daerah Kunduz dari Taliban, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Taliban merebut Kunduz, di jantung wilayah pertanian utama dekat Tajikistan, selama sekitar dua pekan pada 2015 sebelum mundur dalam menghadapi serangan Afghanistan yang didukung NATO. Para pemberontak mendorong kembali ke pusat kota setahun kemudian, mengibarkan bendera sebentar sebelum secara bertahap diusir lagi.
Serangan Udara
Para pemberontak telah melakukan serangan di seluruh negeri yang semakin intensif ketika pasukan AS dan NATO mulai menyelesaikan penarikan mereka dari negara itu musim panas ini. Dengan meningkatnya serangan Taliban, pasukan keamanan Afghanistan dan pasukan pemerintah membalas dengan serangan udara yang dibantu oleh AS. Pertempuran itu telah meningkatkan kekhawatiran tentang korban sipil.
Pada hari Sabtu (7/8), pejuang Taliban memasuki ibu kota Provinsi Jawzjan setelah menyapu sembilan dari 10 distrik di provinsi tersebut. Beberapa dari 34 ibu kota provinsi negara lainnya terancam ketika pejuang Taliban menyapu sebagian besar Afghanistan dengan kecepatan yang mengejutkan.
Awal pekan lalu pejuang mereka merebut sembilan dari 10 distrik polisi di Lashkar Gah, ibu kota Provinsi Helmand di selatan. Pertempuran sengit terus berlanjut, seperti halnya serangan udara pemerintah AS dan Afghanistan, yang salah satunya merusak sebuah klinik kesehatan dan sekolah menengah.
Kementerian Pertahanan mengkonfirmasi serangan udara terjadi, tetapi mengatakan mereka menargetkan posisi Taliban, menewaskan 54 pejuang dan melukai 23 lainnya. Itu tidak menyebutkan klinik atau sekolah yang dibom dalam pernyataannya.
Wakil ketua dewan provinsi, Majid Akhund, mengatakan fasilitas itu berada di bawah kendali Taliban ketika mereka diserang. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...