Taliban Telah Membunuh Pemimpin ISIS Otak Serangan Bandara Kabul
Serangan terjadi ketika AS menarik pasukan dari Afghanistan, 13 tentara dan 170 warga tewas dalam serangan itu.
KABUL, SATUHARAPAN.COM-Taliban telah membunuh dalang ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) di balik pemboman bunuh diri di bandarn udara Kabul, Afghanistan pada tahun 2021 selama penarikan pasukan Amerika Serikat yang kacau dari Afghanistan, kata pejabat AS mengungkapkan hari Selasa (25/4).
"Teroris ISIS-K (Khorasan) yang menjadi dalang serangan mengerikan di Abbey Gate yang menewaskan 13 prajurit Amerika pemberani dan banyak lainnya telah disingkirkan dari medan perang," kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby, dalam sebuah pernyataan.
Serangan bunuh diri di bandara Kabul terjadi pada 26 Agustus 2021, menewaskan 13 tentara AS dan sedikitnya 170 warga Afghanistan. Militer AS telah menghubungi keluarga untuk memberi tahu mereka tentang pembunuhan pria di balik serangan itu.
Kirby mengatakan teroris itu adalah pejabat kunci ISIS-K yang terlibat langsung dalam merencanakan operasi seperti Abbey Gate, dan “sekarang tidak lagi dapat merencanakan atau melakukan serangan.”
Pejabat administrasi dikutip pada hari sebelumnya mengatakan bahwa mereka tidak akan merilis nama teroris atau bagaimana dia terbunuh, dengan mengatakan bahwa ini dapat membahayakan metode pengumpulan intelijen Washington.
Tidak jelas kapan pejabat ISIS itu terbunuh, tetapi para pejabat mengatakan operasi Taliban terjadi dalam beberapa pekan terakhir.
“Kami tidak melakukan operasi ini secara langsung dengan Taliban. Kami tidak bermitra dengan Taliban. Tapi kami pikir hasilnya signifikan,” kata ABC News mengutip seorang pejabat senior AS. Pejabat itu menambahkan bahwa Taliban tidak memberi tahu AS.
Kirby mengatakan AS telah menjelaskan kepada Taliban bahwa itu adalah tanggung jawab mereka untuk memastikan bahwa mereka tidak memberikan tempat yang aman bagi teroris, baik Al Qaeda atau ISIS-K.
Biden akan terus mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi Amerika Serikat dan rakyatnya di seluruh dunia dari ancaman teroris di mana pun mereka berada, kata Kirby dalam pernyataan email.
Tetapi pemerintahan Biden telah menolak disalahkan atas penarikan yang mematikan dan cepat itu. Pejabat militer AS, termasuk jenderal tertinggi AS yang bertanggung jawab untuk keluar pada saat itu, merekomendasikan untuk mempertahankan pasukan kecil sebanyak 2.500 tentara di Afghanistan. Biden menolak saran tersebut dan mengklaim ini bukanlah pilihan yang diberikan kepadanya.
Anggota parlemen dari Partai Republik telah membuka kembali penyelidikan atas penarikan yang gagal itu dan menuntut Departemen Luar Negeri menyerahkan dokumen yang relevan.
Pada hari Rabu (26/4), Ketua Komite Urusan Luar Negeri Kongres, Michael McCaul, mengirim surat kepada Menteri Luar Negeri, Antony Blinken, meminta Peninjauan Setelah Aksi penarikan Afghanistan untuk dibuka dan tersedia untuk umum.
McCaul mengatakan beberapa informasi dalam tinjauan tersebut “berlawanan langsung dengan narasi publik pemerintah.” (dengan Al Arabiya)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...