Taman Depan MK Rusak, DKI Rugi Ratusan Juta
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Nandar Sunandar menjelaskan berdasarkan data, kerusakan di taman depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK)—akibat demonstrasi—diestimasikan Rp 100-200 juta.
“Dari semalam sampai saat ini—dipelajari dan sambil dibersihkan, dari beberapa bidang sudah dikumpulkan—kerugiannya mencapai 100-200 juta, itu estimasi tertinggi. Kerusakan itu ada di Bundaran Bank Indonesia (BI), dekorasi taman di Patung Kuda dan sekitarnya, lalu mengarah ke jalur taman median jalan di depan MK, sampai ke Istana Merdeka,” jelas Nandar saat dihubungi di Jakarta, Jumat (22/8).
Kerusakan utama yang paling parah seperti diperincikan Nandar, terdapat di Bundaran BI dekat air mancur, bibir air mancur, seputaran Patung Kuda, depan Gedung Indosat, di seberang Gedung MK. Sisanya rusak juga tapi tidak terlalu parah.
“Taman yang di belakang patung Thamrin itu ada yang sedikit rusak juga. Yang pasti taman itu terinjak-injak, rumput dan bunga-bunganya rusak, pot-pot hias terguling dan pecah,” tambah Nandar.
Bahkan sprinkler (alat penyiram taman secara otomatis), dikatakan Nandar sedang diinventarisir, apakah masih berfungsi dengan baik atau tidak, atau apakah perlu diganti atau tidak.
Meskipun tidak ada aksi vandalisme berupa corat-coret taman, namun dengan kerusakan dekorasi dan tanaman permanen yang ada di jalur hijau median jalan itu, cukup untuk menambah pekerjaan Pemprov DKI Jakarta.
Saat ini, dikatakan Nandar berdasarkan instruksi Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, petugas dinas pertamanan sedang mencangkul, dan border-border itu akan mulai ditanami kembali.
“Hari ini sudah akan normal lagi, kita kerahkan enam truk dan satu tangki untuk membersihkan, menanam, dan menyiram. Itu jalur protokol yang harus cepat diperbaiki,” jelasnya.
Biaya perbaikan taman untuk saat ini menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta. Tetapi nantinya pertanggungjawaban itu akan diminta kepada pelaku pendemo perusak taman.
“Kewajiban sekarang kita pakai APBD. Tapi kita juga berupaya, secara persuasif supaya punya rasa memiliki, kami akan upayakan untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang kemarin berkegiatan di sana. Kami sadar mereka pasti capek, apalagi ada kekecewaan, masih emosi, nanti waktu yang tepat baru kami hubungi mereka,” kata Nandar menjelaskan.
Editor : Bayu Probo
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...