Taman Laut Prancis Dituduh Aniaya Paus Orca
ANTIBES, PRANCIS, SATUHARAPAN.COM - Aktivis lingkungan pada Minggu (27/3) mengatakan telah melayangkan gugatan hukum melawan sebuah taman laut Prancis, yang terbesar di Eropa, karena menganiaya paus orca dan hewan lain, setelah banyak di antaranya yang tewas dalam badai baru-baru ini.
Antibes Marineland kembali dibuka sepekan lalu setelah mengalami kerusakan parah akibat badai mematikan yang menerjang Cote d'Azur, pantai Mediterania Prancis, pada Oktober 2015.
Banyak hewan dan ikan di taman itu tewas, termasuk Valentin, seekor paus orca berusia 19 tahun yang mati karena lukanya, sepekan kemudian.
Taman tersebut dibanjiri lumpur, menewaskan hiu, singa laut, dan kura-kura, karena listriknya dimatikan untuk memompa air bersih.
LSM internasional Sea Shepherd, menggelar protes yang dihadiri sekitar 250 orang di luar Antibes Marineland pada Minggu (27/3), mengatakan, kandang orca itu sangat tidak memadai, dan hewan-hewan tersebut seharusnya sejak awal dijamin keamanannya.
“Kami menentang pengurungan paus orca karena itu bukanlah habitat mereka,” kata Paul Watson, pendiri Sea Shepherd, kepada para reporter.
Oposisi global terhadap pemeliharaan orca semakin meningkat, khususnya sejak peluncuran dokumenter "Blackfish" pada 2013 yang menunjukkan bagaimana orca diperlakukan di SeaWorld di Amerika Serikat.
SeaWorld mengumumkan, sebelumnya pada bulan ini, mereka tidak akan lagi menangkarkan orca dan generasi yang sekarang akan menjadi yang terakhir.(AFP/Ant)
Editor : Sotyati
Joe Biden Angkat Isu Sandera AS di Gaza Selama Pertemuan Den...
WASHIGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengangkat isu sandera Amerika ya...