Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 11:56 WIB | Kamis, 11 Juli 2024

Tanah Longsor di Gorontalo, Pencarian Makin Intensif, Puluhan Orang Masih Terkubur

Foto yang dirilis BASARNAS, korban luka longsor dirawat di Suwawa di Gorontalo, Indonesia, Senin dini hari, 8 Juli 2024. Longsor yang dipicu oleh hujan lebat menghantam sebuah operasi penambangan emas tidak sah di Gorontalo, menewaskan sejumlah penambang, kata para pejabat Senin. (Foto: BASARNAS via AP)

GORONTALO, SATUHARAPAN.COM-Upaya pencarian mereka yang terjebak dalam tanah longsor di wilayah pertambangan di Gorontalo yang semakin intensif pada hari Rabu (10/7), dengan lebih banyak tim penyelamat dikerahkan untuk mencari Koran tambang emas tidak sah di Gorontalo, yang menewaskan 23 orang pada akhir pekan.

Lebih dari 100 penduduk desa sedang menggali butiran emas pada hari Minggu (7/7) di desa terpencil dan berbukit Bone Bolango di Provinsi Gorontalo ketika berton-ton lumpur jatuh ke perbukitan di sekitarnya dan mengubur kamp-kamp sementara mereka.

Tim SAR provinsi mengatakan pada hari Rabu (10/7 0 bahwa 81 penduduk desa berhasil melarikan diri dari tanah longsor, beberapa di antara mereka berhasil diselamatkan oleh tim penyelamat, termasuk 18 orang terluka. Dikatakan 23 jenazah ditemukan, termasuk seorang anak laki-laki berusia empat tahun, sementara 33 lainnya masih hilang.

Lebih dari 1.000 personel, termasuk tentara, dikerahkan untuk meningkatkan kekuatan upaya pencarian, kata Edy Prakoso, direktur operasi Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basaernas).

Ia mengatakan TNI AU akan mengirimkan helikopter karena itu adalah satu-satunya cara untuk mempercepat operasi penyelamatan yang terhambat akibat hujan lebat, tanah yang tidak stabil, dan medan yang terjal.

Operasi penambangan informal (ilegal) merupakan hal yang umum di Indonesia, sehingga memberikan penghidupan yang terbatas bagi ribuan orang yang bekerja dalam kondisi yang berisiko tinggi mengalami cedera serius atau kematian.

Tanah longsor, banjir, dan runtuhnya terowongan hanyalah beberapa bahaya yang dihadapi para penambang. Sebagian besar pengolahan bijih emas melibatkan merkuri dan sianida yang sangat beracun sehingga para pekerja sering kali hanya menggunakan sedikit atau tanpa perlindungan sama sekali.

Kecelakaan besar terkait pertambangan terakhir di negara ini terjadi pada bulan April 2022, ketika tanah longsor menimpa tambang emas ilegal di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, menewaskan 12 perempuan yang sedang mencari emas.

Aktivis lingkungan hidup telah berkampanye selama bertahun-tahun untuk menghentikan operasi tersebut di seluruh negeri, terutama di Sulawesi, di mana praktik tersebut telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Tanah longsor hari Minggu memicu kembali protes mereka.

“Pemerintah daerah yang membiarkan aktivitas penambangan emas ilegal di daerah ini terus berlanjut turut berkontribusi terhadap bencana mematikan ini,” kata Muhammad Jamil, yang mengepalai divisi hukum Jaringan Advokasi Tambang, sebuah badan pengawas lingkungan yang dikenal sebagai JATAM.

Ia mengatakan bahwa penambangan emas melibatkan banyak pihak yang saling menyalahkan, mulai dari mereka yang bekerja di lapangan hingga pejabat di dewan daerah dan bahkan polisi.

“Jaringan mafia ini nampaknya membantu melindungi para penambang dari penegakan hukum, bahkan ketika mereka mengobrak-abrik hutan lindung,” kata Jamil. “Jika sumber daya alam seperti sungai, hutan, tanah, dan laut dirusak, maka akan terjadi kerugian total terhadap perekonomian negara.”

Ferdy Hasiman, peneliti pertambangan dan energi dari Alpha Research and Datacenter, mengatakan menjamurnya lubang tambang telah lama dituding sebagai penyebab kerusakan lingkungan di kawasan hulu yang pada gilirannya memperparah banjir dan tanah longsor di hilir.

“Banjir bandang dan tanah longsor akan terus terjadi jika penambangan ilegal dan penggundulan hutan terus berlanjut,” kata Hasiman. “Kami menyerukan kepada pemerintah daerah dan pusat untuk memperluas upaya mereka untuk menutup penambangan emas ilegal di seluruh negeri.” (dengan AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home