Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 09:34 WIB | Kamis, 23 Januari 2025

Tanah Longsor di Pekalongan, 19 Korban Tewas, Tujuh Masih Dicari

Tanah Longsor di Pekalongan, 19 Korban Tewas, Tujuh Masih Dicari
Sebuah mobil terjebak lumpur akibat banjir dan tanah longsor di Pekalonbgan, Jawa tengah, hari Rabu (22/1). (Foto: AP/Janaki DM)
Tanah Longsor di Pekalongan, 19 Korban Tewas, Tujuh Masih Dicari
Tim membawa satu korban tanah longsor di Pekalongan, Jawa Tengah, hari Selasa (21/1). (Foto: BNPB)
Tanah Longsor di Pekalongan, 19 Korban Tewas, Tujuh Masih Dicari
Pekerja membersihkan jalan yang terputus akibat banjir dan tanah longsor di Pekalongan, Jawa Tengah. (Foto: AP/Janaki DM)
Tanah Longsor di Pekalongan, 19 Korban Tewas, Tujuh Masih Dicari
Orang memeriksa area yang dilanda tanah longsor di Pekalongan, Jawa Tengah, hari Rabu (22/1). (Foto: AP/Janaki DM)
Tanah Longsor di Pekalongan, 19 Korban Tewas, Tujuh Masih Dicari
Warga yang terdampak banjir dan tanah longsor mengungsi dengan berjalan kaki melewati jalan berlumpur di Pekalongan, hari Rabu (22/1). (Foto: AP/Janaki DM)

PEKALONGAN, SATUHARAPAN.COM-Tim penyelamat menemukan dua jenazah lagi setelah mereka melanjutkan pencarian pada hari Rabu (22/1) untuk orang-orang yang hilang setelah banjir dan tanah longsor di Pekalongan, Jawa Tengah, sehingga jumlah korban tewas menjadi 19 orang.

Air dari sungai yang banjir menerjang sembilan desa di Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah, dan tanah longsor melanda desa-desa di lereng gunung setelah hujan deras pada hari Senin (20/1).

Video dan foto yang dirilis oleh Badan SAR Nasional menunjukkan para pekerja menggali di mana jalan dan sawah terasering hijau berubah menjadi hamparan lumpur cokelat keruh dan desa-desa ditutupi oleh lumpur tebal, batu, dan pohon-pohon tumbang.

Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, mengatakan banjir memicu tanah longsor yang mengubur dua rumah dan sebuah kafe di kawasan resor Petungkriyono. Bencana tersebut secara keseluruhan menghancurkan 25 rumah, sebuah bendungan, dan tiga jembatan utama yang menghubungkan desa-desa di Pekalongan. Setidaknya 13 orang terluka dan hampir 300 orang terpaksa mengungsi ke tempat penampungan sementara milik pemerintah.

Operasi pencarian dan penyelamatan yang terhambat oleh cuaca hujan, tanah longsor, dan medan yang terjal dihentikan pada Selasa (21/1) sore karena hujan lebat dan kabut tebal yang membuat daerah yang hancur di sepanjang sungai berbahaya bagi tim penyelamat.

Pada hari Rabu (22/1), mereka mencari mayat di sungai dan reruntuhan desa dan, jika memungkinkan, korban selamat di desa Kasimpar yang paling parah terkena dampak, kata Budiono, yang mengepalai kantor penyelamatan setempat.

Puluhan personel penyelamat menemukan dua mayat berlumuran lumpur saat mereka mencari di daerah Petungkriyono di mana berton-ton lumpur dan batu mengubur dua rumah dan sebuah kafe. Tim penyelamat masih mencari tujuh orang yang dilaporkan hilang.

Tanah Longsor di Bali

Tanah longsor dan banjir juga dilaporkan terjadi di banyak provinsi lain, kata Muhari. Pada hari Senin, tanah longsor menghantam lima rumah di Denpasar di pulau wisata Bali, menewaskan empat orang dan menyebabkan satu orang hilang.

Hujan musiman yang lebat dari sekitar bulan Oktober hingga Maret sering kali menyebabkan banjir dan tanah longsor di Indonesia, negara kepulauan yang terdiri dari 17.000 pulau tempat jutaan orang tinggal di daerah pegunungan atau dekat dataran banjir yang subur.

Survei Geologi Inggris mendefinisikan tanah longsor sebagai pergerakan massa material, seperti batu, tanah, atau puing yang bergerak menuruni lereng. Tanah longsor dapat terjadi secara tiba-tiba atau lambat dan dapat disebabkan oleh hujan, erosi, atau perubahan pada material lereng.

Hujan menambah berat lereng, membuatnya lebih tidak stabil. Kecuraman lereng atau erosi di bagian dasar dapat membuat tanah longsor lebih mungkin terjadi. Tanah longsor dapat disebabkan oleh pergerakan badan air di dekatnya atau getaran dari gempa bumi, pertambangan, atau lalu lintas. Jenis dan ukuran batu dan tanah dapat menentukan seberapa banyak air yang dapat diserap tanah sebelum melemah dan runtuh.

Penelitian telah menemukan bahwa tanah longsor dapat menjadi lebih sering terjadi karena perubahan iklim meningkatkan curah hujan. (dengan AP/AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home