Tanda dan Gejala Sindrom Kelelahan Kronis
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Lelah sepanjang waktu meski hanya sedikit aktivitas dan istirahat yang cukup mungkin menjadi pertanda seseorang mengalami sindrom kelelahan kronis.
Sindrom Kelelahan Kronis (CFS) adalah suatu kondisi di mana Anda terus-menerus merasa lelah, mengantuk, kurang termotivasi, dan kurang waspada.
"Perasaan lelah yang parah dan tidak kunjung hilang adalah gejala utama Sindrom Kelelahan Kronis. Kondisi yang melemahkan ini ditandai dengan rasa lelah yang terus-menerus dan tidak diketahui penyebabnya, yang tidak berkurang dengan istirahat dan memburuk dengan aktivitas fisik atau mental. Kelelahan tersebut disertai dengan disfungsi kognitif dan gangguan fungsi sehari-hari yang berlangsung selama lebih dari 6 bulan," kata Dokter Konsultan Dr Rekha Sharma Klinik RubyHall Wanowrie, dikutip dari laman Hindustan Times, Minggu (12/5).
Gejala CFS bisa beragam dan melemahkan, umumnya termasuk kelelahan yang mendalam, rasa tidak enak badan setelah beraktivitas, tidur yang tidak menyegarkan, kesulitan kognitif - yang sering disebut sebagai kabut otak, kata sang ahli.
Penyebab pasti CFS masih sulit dipahami, namun diyakini melibatkan faktor-faktor yang saling memengaruhi termasuk infeksi virus, disfungsi kekebalan tubuh, ketidakseimbangan hormon, dan stres psikologis.
Mengelola CFS memerlukan pendekatan multidisiplin yang disesuaikan dengan gejala dan kebutuhan setiap individu. Antara lain hindari aktivitas berlebihan dan belajarlah menyeimbangkan aktivitas dan istirahat. Tingkatkan tingkat aktivitas secara bertahap tanpa memaksakan diri terlalu keras.
Gunakan teknik pengurangan stres seperti kewaspadaan, latihan relaksasi, atau terapi untuk meringankan stres psikologis yang dapat memperburuk gejala.
Ahli juga menyarankan untuk mempertahankan jadwal tidur yang konsisten dan makan makanan bergizi untuk mendukung kesehatan dan tingkat energi secara keseluruhan.
Lakukan juga olahraga berdampak rendah seperti yoga, tai chi, atau jalan kaki untuk meningkatkan stamina dan mengurangi rasa sakit tanpa memperparah gejala.
Selain itu, terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi latihan bertahap (GET) mungkin bermanfaat bagi beberapa individu dengan CFS, namun efektivitasnya bervariasi dan harus dilakukan dengan hati-hati.
Sementara pada kasus tertentu, obat mungkin diresepkan untuk mengatasi gejala tertentu seperti nyeri, gangguan tidur, atau depresi, namun hal ini harus didiskusikan dengan penyedia layanan kesehatan.
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...