Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 00:00 WIB | Selasa, 04 Februari 2014

Tanggul Jebol, Kepala Sekolah SDN 08 Minta Ganti Rugi Dinas PU

Tanggul Jebol di SDN 08 Duren Sawit, Jakarta Timur. (Foto: beritajakarta.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Tanggul penahan saluran air di Jalan Rawa Domba, Duren Sawit, Jakarta Timur, yang terbuat karung pasir jebol hingga menyebabkan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 08 Duren Sawit, terendam banjir karena derasnya air yang keluar. Kepala SDN Duren Sawit 08, Supeni mengatakan, banjir yang menggenangi sekolah terjadi sejak pukul 03.00 dini hari dengan ketinggian mencapai satu meter. Terlebih sejak adanya pengerjaan proyek gorong-gorong yang belum rampung oleh Suku Dinas Pekerjaan Umum (PU) Jakarta Timur, banjir yang menggenangi SDN 08 menjadi lebih lama, bahkan hingga satu hari.

"Kami minta ganti rugi agar dibangun pagar tembok lagi oleh Sudin PU Tata Air Jakarta Timur. Karena penyebab banjir kan karena adanya proyek pembuatan gorong-gorong oleh Sudin PU Tata Air Jakarta Timur, ya harusnya bertanggung jawab dong," keluh Supeni, Senin (3/2).

Selain itu, katanya, penyedotan genangan juga dinilai lambat dan hanya mengandalkan pompa berukuran kecil, serta tidak dilakukan ketika cuaca cerah meskipun masih ada genangan. "Kami hanya berharap agar Sudin PU Tata Air membangun pagar tembok yang roboh. Karena pagar ini untuk penahan banjir agar air tak masuk ke ruang kelas," Supeni berharap.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, banjir yang tak kunjung surut, terpaksa harus mengungsikan seluruh siswanya ke sekolah lain karena kondisi cuaca masih tak menentu. Supeni mengaku, sejauh ini Sudin PU Tata Air tak pernah melakukan komunikasi dengan pihak sekolah. Setiap terjadi banjir, hanya lurah dan camat setempat yang mendatangi sekolah.

Sementara itu, Kasie Sarana dan Prasarana Pengendalian Banjir, Sudin PU Tata Air Jakarta Timur, Supriyatno mengatakan, agar tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari, dinasnya akan mempelajari terlebih dahulu persoalan yang terjadi, mengingat objeknya adalah milik sekolah. 

"Kita kan sama-sama di pemerintah, jadi akan kita pelajari dulu. Kalau obyeknya di saluran air, bisa dikerjakan. Yang jelas masalah ini akan dipelajari terlebih dahulu. Kalau memang memenuhi syarat, ya kita kerjakan," ujar Supriyatno.(beritajakarta.com)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home