Tangkuban Parahu Erupsi, Pengunjung Dilarang Mendekati Kawah
BANDUNG, SATUHARAPAN.COM – Gunung Tangkuban Parahu yang terletak di Lembang, 20 km arah utara dari Kota Bandung, pada hari Jumat (26/7) pukul 15.48 WIB erupsi. Tinggi kolom abu teramati lebih kurang 200 m di atas puncak, 2.284 m di atas permukaan laut (Wikipedia menyebutkan titik tertinggi 2.084 m dpl, Red).
“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan selatan. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 mm dan durasi lebih kurang 5 menit 30 detik,” kata Kepala Badan Geologi Pusat Volkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, Kasbani, dalam pesan singkatnya, seperti dilansir setkab.go.id.
Meski erupsi, menurut Kasbani, saat ini gunung itu tetap berstatus Level I (Normal). Hanya saja, pengunjung, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan turun mendekati dasar Kawah Ratu dan Kawah Upas. Pengunjung juga tidak boleh menginap terutama saat mendung dan hujan di dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu.
“Ini dikarenakan terdapatnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan kehidupan manusia,” Kasbani menjelaskan.
Kepala Badan Geologi PVMBG itu meminta masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata Gunung Tangkuban Parahu agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba, tanpa didahului gejala-gejala vulkanik yang jelas.
Populer di Kalangan Wisatawan
Gunung Tangkuban Parahu, sering juga dituliskan dengan Tangkuban Perahu, sangat populear di kalangan wisatawan karena dikelilingi rimbunnya pohon pinus dan hamparan kebun teh dengan udara yang sejuk. Keberadaannya lekat dengan Legenda Sangkuriang.
Daerah Gunung Tangkuban Parahu yang dikelola oleh Perum Perhutani ini memiliki suhu rata-rata harian 17 derajat celsius siang hari dan 2 derajat celsius pada malam hari.
Bentuk gunung ini stratovulcano, mengutip dari Wikipedia, dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang.
Abraham van Riebeeck, berdasarkan catatan sejarah, tertulis sebagai orang pertama yang mendaki Gunung Tangkuban Parahu, pada tahun 1713.
Oystein Lund Andersen, dalam cuitan di akun Twitter, menyebutkan pada Sabtu (27/7) ini tersisa kepulan asap putih tipis dari puncak, yang terekam dari foto yang diambil menggunakan drone dari jarak 500 meter dari batas yang diizinkan.
Editor : Sotyati
Hamas: Syarat Baru Israel Menunda Kesepakatan Gencatan Senja...
JALUR GAZA, SATUHARAPAN.COM-Kelompok Hamas menuduh Israel pada hari Rabu (25/12) memberlakukan "...