Tanpa Roh Pancasila, Indonesia Rentan Kehancuran
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, mengatakan, Pancasila merupakan jiwa atau roh bangsa. Tanpa Pancasila, Indonesia rentan hancur seperti yang sudah terjadi pada sejumlah negara.
Dia mengemukakan hal itu dalam ceramah di seminar tentang peran Kosgoro dalam memperkuat deradikalisasi di Makassar, Sulawesi Selatan, pada hari Jumat (26/2).
Dia mengatakan, setiap bangsa memiliki masing-masing ideologi negara yang menyatukan bangsa itu sehingga dapat memberikan keamanan dan persatuan guna mewujudkan cita-citanya.
"Kenapa Uni Soviet pecah, karena dirusak ideologinya," kata dia. Ideologi komunis, kata dia, yang menjadi roh pemersatu Uni Soviet juga hilang menguap oleh angin keterbukaan dan kebebasan (glastnost-perestroika) yang diembuskan.
Padahal, bila dilihat berdasarkan kekuatan militer dipastikan Uni Soviet sangat mampu menandingi Amerika Serikat dan sekutunya.
Untuk itu, menurut dia, Tiongkok, belajar dari pengalaman Uni Soviet dengan tetap memagari ideologi komunisnya. "Komunis bagi Tiongkok itu nomor satu. Komunis dibuang, Tiongkok hancur," ucapnya.
Contoh lain menurut dia Arab Saudi dengan ideologi Islamnya. Menurut dia ideologi Islam itulah yang kemudian menjaga Arab Saudi masih tetap bersatu. Begitu pula dengan negara-negara Barat lainnya yang memiliki ideologi negara liberal.
Negara di Timur Tengah yang kini berkecamuk akibat kolapsnya ideologi negara yang pada akhirnya terjadi perpecahan dan saling berebut karena dirasuki ideologi-ideologi lainnya.
Begitu pula Indonesia. Menurut dia, ideologi negara yang telah disepakati sehingga bangsa Indonesia berdiri adalah Pancasila.
Namun, dia menyayangkan, saat ini ideologi Pancasila terus-menerus merosot digunakan sebagai landasan dalam berbangsa dan bernegara. Akibatnya, Indonesia disusupi ideologi-ideologi asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan masyarakat, di antaranya liberalisme, komunisme, radikalisme, dan terorisme.
"Bila dibiarkan berlarut-larut bangsa Indonesia akan kehilangan roh dan jiwanya, ideologi Pancasila, sehingga ideologi asing yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia mudah menyusupi," ujar dia.
"Saat suatu bangsa tidak memiliki roh jati diri yang kuat maka saat itulah bangsa itu akan rentan kerhancuran akibat ideologi dan simbol persatuannya lunak lemah oleh ideologi lain," kata dia.
Ia menambahkan dalam perang modern bukan lagi perang fisik namun perang dengan cuci otak, membelokkan masyarakat dari ideologi negara.
Untuk itu, menurut dia, salah satu hal penting menumbuhkan ideologi Pancasila dalam masyarakat adalah melalui bela negara. Kini menurut dia, di banyak negara termasuk negara-negara maju menghidupkan kembali bela negara.
Ia menyakini bila saja bela negara dihidupkan sejak era reformasi, maka radikalisme dan terorisme tidak akan berkembang seperti saat ini. (Ant)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...