Tantangan Perkembangan Media
JEMBER, SATUHARAPAN.COM - Direktur Pemberitaan Lembaga Kantor Berita ANTARA Ahmad Munir memaparkan tentang tantangan perkembangan media dalam Coaching Clinic Jurnalistik (CCJ) dalam Program Tegalboto Memanggil di Auditorium Kampus Universitas Jember, Jawa Timur, Kamis (1/12).
"Media saat ini dituntut menyajikan informasi secara cepat, ringkas, update, dan interaktif, sehingga perlu keahlian yang harus dikuasai jurnalis multiplatform," katanya saat memberikan materi jurnalistik secara daring di Auditorium Unej.
Menurutnya jurnalisme multiplatform terus dikembangkan sejumlah media untuk menjawab tuntutan atas kebutuhan informasi masyarakat, sehingga seorang jurnalis harus bisa memproduksi karya jurnalistik tidak hanya satu platform saja.
"Di Kantor Berita ANTARA, seorang jurnalis harus mampu menulis berita, menjadi fotografer, dan membuat video jurnalis, sehingga bisa menghasilkan karya jurnalistik berupa teks tulis, video, dan foto sekaligus," tutur Ketua PWI Jatim periode 2011-2019 ini.
Alumnus FISIP Unej itu menjelaskan bahwa terjadi perubahan di media masa terkait pola konsumsi informasi oleh masyarakat; persaingan media dengan produk platform gabungan antara teks, foto, dan video; persaingan media yang melakukan peliputan secara efisien.
"Tidak hanya itu, media juga dituntut untuk menyajikan produk jurnalistik yang sesuai kebutuhan masyarakat dan persaingan memperebutkan kue iklan yang semakin terbatas," kata mantan Kepala Biro ANTARA Biro Jatim ini.
Ia mengatakan tantangan jurnalis juga mengalami perubahan dan semakin berat karena harus bersaing dengan media sosial untuk mendapatkan informasi yang dicari oleh masyarakat, kemudian dituntut meningkatkan kompetensi untuk bisa bekerja di berbagai platform yakni cetak, video, dan foto.
"Tantangan jurnalis juga harus mampu menjadi kurasi informasi bagi masyarakat di tengah banjir informasi akibat akses masyarakat yang semakin mudah mengakses media sosial dan saluran informasi melalui internet lainnya," ujarnya.
Munir mengatakan adaptasi adalah hal yang harus dilakukan oleh seorang jurnalis untuk menyesuaikan diri dalam perubahan cara meliput dan menyajikan berita di era interkonektivitas khas 4.0.
"Dengan pola kerja yang berubah dan didominasi oleh pendekatan teknologi internet dan pengembangan kecerdasan buatan (AI) maka jurnalis dituntut tidak hanya mampu menulis berita dan memverifikasi fakta, namun juga kreatif dalam melakukan peliputan," katanya.
Ia berpesan kepada mahasiswa peserta Coaching Clinic Jurnalistik agar saat menjadi jurnalis nanti bisa menjadi jurnalis yang multitasking dengan memiliki kemampuan menganalisis big data, kemudian untuk media sosial bisa mengelola akun, menganalisis performa akun, mendesain grafik dan editor video unggahan media sosial.
Selain Ahmad Munir, beberapa narasumber yang dihadirkan dalam CCJ Program Tegalboto Memanggil di antaranya Direktur Jawa Pos Marsudi Nur Wahid, mantan jurnalis Tempo yang juga Pendiri Kediripedia Dwijo Utomo Maksum, Pung Purwanto dari MNC Koran Sindo, dan Ketua PWI Jawa Timur Lutfil Hakim.
Israel Pada Prinsipnya Setuju Gencatan Senjata dengan Hizbul...
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Siaran media Kan melaporkan bahwa Israel pada prinsipnya telah menyetujui...