Tatung Australia dan Malaysia Meriahkan Cap Go Meh di Singkawang
PONTIANAK, SATUHARAPAN.COM - Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie mengatakan, pada perayaan Festival Cap Go Meh di Singkawang tahun ini juga dimeriahkan atraksi tatung dari Australia dan Malaysia.
Tatung merupakan sosok manusia yang menurut beberapa kepercayaan mampu dirasuki roh dewa dalam perayaan Festival Cap Go Meh.
"Pada Festival Cap Go Meh Singkawang tahun ini diikuti sebanyak 847 tatung yang terdiri dari tatung pakai tandu dan tanpa tandu, barongsai, naga, kilin, miniatur dan sanggar seni budaya lainnya. Dalam event ini juga diikuti peserta tatung dari luar negeri seperti Malaysia dan Australia," kata Tjhai Chui Mie di Singkawang, Sabtu (8/2).
Tjhai Chui Mie mengatakan, Festival CGM Singkawang merupakan perayaan terbesar di Indonesia, bahkan beberapa media menyebutkan sebagai event terbesar di dunia. Karena melibatkan para tatung dengan atraksinya yang menarik.
"Tentu kami bersyukur dan bangga karena Festival Cap Go Meh Kota Singkawang kembali masuk dalam Kalender 100 Of Event tahun 2020, yang dikeluarkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI," tuturnya.
Oleh karena itu, Pemkot Singkawang bersama panitia harus terus melakukan berbagai inovasi sehingga mampu menyuguhkan tontonan yang menarik, lebih berkualitas dan memiliki keunikan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
"Salah satu warna yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya adalah adanya keberhasilan Kota Singkawang berupa pencatatan dalam Rekor MURI berupa replika Pagoda tertinggi dengan ukuran tinggi 20,20 meter terdiri dari 8 tingkat dan dua tingkat terbuka untuk umum sesuai dengan filosofi Cap Go Meh tanggal 8 bulan 2 tahun 2020," ujarnya.
Ia menjelaskan, Festival Cap Go Meh Singkawang diakui sebagai kekayaan intelektual komunal ekspresi budaya tradisional oleh Kemenkum dan HAM.
"Semoga predikat ini bisa kita pertahankan untuk ditahun 2020," harapnya.
Menurut dia, dengan penghargaan tersebut, semakin memperkuat identitas Singkawang sebagai kota pariwisata, yang mana tantanganya adalah Kota Singkawang harus bersatu padu, bergandengan tangan untuk melestarikan dan mengembangkannya sebagai aset kebudayaan yang menimbulkan kegairahan terus menerus bagi wisatawan maupun masyarakat Singkawang untuk menyaksikannya.
Ketua Umum Panitia Imlek dan Cap Go Meh Singkawang, Hengki Setiawan mengatakan, perayaan Imlek dan Cap Go Meh tahun ini mengusung tema budaya sebagai pemersatu bangsa.
"Yang telah dapat kita saksikan bahwa seni budaya yang ditampilkan telah berbaur dari berbagai budaya yang ada di Kota Singkawang," katanya.
Apalagi Kota Singkawang telah menyandang sebagai kota tertoleran di Indonesia.
"Sehingga melalui Festival Cap Go Meh ini, kita pelihara agar predikat sebagai kota tertoleran tersebut dapat terus dipertahankan," ujarnya. (Ant)
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...