Teleskop Hubble Amati Fenomena Pascatumbukan Dahsyat di Luar Tata Surya
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Teleskop Luar Angkasa Hubble telah mengamati awan partikel debu halus yang terus meluas, yang terbentuk dari tabrakan dahsyat antara dua objek dingin seukuran asteroid di orbit bintang terang Fomalhaut, sekitar 25 tahun cahaya dari Bumi, papar sebuah studi yang diterbitkan pada Senin (20/4).
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences itu, objek tersebut semula diyakini sebagai sebuah planet, yang diidentifikasi sebagai Fomalhaut b, dan pertama kali diperkenalkan pada 2008. Selama beberapa tahun, objek tersebut tampak jelas seperti titik yang bergerak dalam pengamatan Teleskop Hubble.
Fomalhaut b tampak bersinar sangat terang dalam cahaya, namun tidak menunjukkan tanda-tanda panas inframerah. Para astronom pun menduga pancaran terang itu berasal dari cangkang besar atau cincin debu yang mengitarinya, yang kemungkinan berkaitan dengan insiden tumbukan, papar penelitian itu.
“Tumbukan-tumbukan ini benar-benar sangat langka,” kata Andras Gaspar, astronom dari Universitas Arizona.
“Penelitian kami ... mengungkapkan beberapa karakteristik yang jika digabungkan akan memberikan gambaran bahwa benda seukuran planet itu mungkin memang tidak pernah ada sejak awal,” ungkap Gaspar.
Gambar-gambar sebelumnya menunjukkan benda langit itu terus memudar dari waktu ke waktu, dan beberapa citra tangkapan Hubble dari tahun 2014 memperlihatkan objek itu telah lenyap. Hal itu mengarahkan pada interpretasi bahwa Fomalhaut b sesungguhnya bukanlah planet, melainkan kumpulan awan yang tersembur di luar angkasa dan perlahan mengembang, akibat tumbukan antara dua objek besar, jelas penelitian itu.
Para peneliti meyakini tumbukan besar tersebut terjadi tak begitu lama sebelum observasi pertama dilakukan pada 2004 silam.
“Sistem Fomalhaut merupakan laboratorium uji termutakhir untuk semua ide kami tentang bagaimana planet luar tata surya dan sistem bintang berevolusi,” kata George Rieke, profesor astronomi di Universitas Arizona.
“Kami memang mempunyai bukti tentang tumbukan semacam itu di sistem-sistem lain, namun tidak ada yang sebesar ini dalam pengamatan kami. Ini merupakan cetak biru tentang bagaimana planet-planet saling menghancurkan,” ia menambahkan.
Para peneliti berencana mengamati sistem Fomalhaut dengan Teleskop Luar Angkasa James Webb yang dijadwalkan akan diluncurkan pada 2021 mendatang, ungkap penelitian itu. (Xinhua/Ant)
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...