Tembak Pria Kulit Hitam, Polisi Atlanta Dipecat
ATLANTA, SATUHARAPAN.COM-Seorang perwira polisi Atlanta dipecat setelah penembakan fatal terhadap seorang pria kulit hitam, dan seorang perwira lainnya yang ditempatkan pada tugas administrasi, kata departemen kepolisian setempat mengumumkan Minggu (14/6) pagi.
Langkah tersebut diambil menyusul pengunduran diri Kepala Polisi Atlanta, Erika Shields, pada hari Sabtu (13/6), setlah pembunuhan pada Jumat malam atas Rayshard Brooks, 27 tahun, memicu gelombang protes baru di Atlanta setelah demonstrasi yang bergejolak akibat kematian George Floyd di Minneapolis.
Petugas yang diberhentikan diidentifikasi sebagai Garrett Rolfe, yang dipekerjakan pada Oktober 2013, dan petugas di administratif adalah Devin Bronsan, yang dipekerjakan pada September 2018. Departemen kepolisian juga merilis kamera tubuh dan rekaman kamera dari kedua petugas.
Para pengunjuk rasa pada hari Sabtu malam membakar restoran Wendy's tempat Brooks ditembak mati malam sebelumnya dan memblokir lalu lintas di jalan raya terdekat, meskipun api padam pada pukul 11.30 malam.
Walikota Atlanta, Keisha Lance Bottoms, mengumumkan pengunduran diri kepala polisi itu pada konferensi pers hari Sabtu (13/6) sore dan menyerukan pemecatan segera terhadap petugas yang menembaki Brooks. "Saya tidak percaya bahwa ini adalah penggunaan kekuatan maut yang dibenarkan, dan telah menyerukan agar petugas segera dipecat," kata Bottoms.
Dia mengatakan itu adalah keputusan Shields sendiri untuk minggir sebagai kepala polisi dan bahwa dia akan tetap bersama di kota dalam peran yang tidak ditentukan.
Investigasi dan Video Rekaman
Biro Investigasi Georgia (GBI), yang menyelidiki penembakan itu, mengatakan konfrontasi maut dimulai dengan petugas menanggapi keluhan bahwa seorang pria sedang tidur di dalam mobil yang menghalangi jalur drive-thru restoran. GBI mengatakan Brooks gagal dalam tes keamanan lapangan dan kemudian menolak upaya petugas untuk menangkapnya.
GBI merilis video kamera keamanan dari penembakan hari Sabtu. Rekaman itu memperlihatkan seorang pria berlari dari dua petugas polisi kulit putih ketika dia mengangkat tangan, yang memegang beberapa jenis benda, menuju seorang petugas beberapa langkah di belakangnya. Petugas itu menarik senjatanya dan menembak ketika pria itu terus berlari, kemudian jatuh ke tanah di tempat parkir.
Direktur GBI, Vic Reynolds, mengatakan Brooks telah mengambil Taser (atau taser gun adalah senjata listrik untuk mencegah serangan-red.) dari salah satu petugas dan tampaknya menunjukkannya pada petugas saat ia melarikan diri, mendorong petugas untuk meraih senjatanya dan menembakkan sekitar tiga tembakan.
Video kamera keamanan merekam Brooks "berlari atau melarikan diri dari petugas polisi Atlanta," kata Reynolds. "Tampaknya dia memiliki Taser di tangannya." Rekaman itu tidak menunjukkan perjuangan awal Brooks dengan polisi.
Brooks adalah ayah dari empat anak dan telah merayakan ulang tahun kedelapan putrinya pada hari Jumat sebelum dia dibunuh. Penembakan itu terjadi pada saat ketegangan meningkat atas kebrutalan polisi dan menyerukan reformasi di seluruh AS setelah kematian Floyd di Minneapolis pada 25 Mei. Atlanta adalah salah satu kota di AS tempat banyak demonstran turun ke jalan. (AP)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...