Tembikar Berumur 2.600 Tahun Teguhkan Kebenaran Alkitab
SATUHARAPAN.COM – Tembikar bertuliskan “daftar belanja” berumur 2.600 tahun memberi bukti bahwa Alkitab benar, menurut para peneliti.
Potongan-potongan tembikar bertulisan—disebut ostraca—tersebut kini tengah diteliti oleh para ahli dari Tel Aviv University.
Arkeolog Tel Aviv University menemukan bahwa prasasti tersebut—berisi catatan kebutuhan para tentara yang perlu disuplai ke benteng tertentu—ditulis dengan akurasi tinggi meskipun daftar tersebut mungkin dilakukan oleh prajurit berpangkat rendah. Hal ini menunjukkan tingkat tinggi melek huruf di antara orang Israel pada saat itu—tidak hanya di kalangan bangsawan atau imam atau ahli-ahli Taurat, tapi bahkan orang-orang biasa.
“Alkitab menyiratkan bahwa melek aksara adalah keharusan, bahkan di antara masyarakat umum,” Avery Foley menulis di Answers in Genesis.
Alkitab penuh dengan cerita-cerita dari orang Israel menulis. Misalnya, menuliskan perintah Allah pada tiang pintu mereka. Dalam kitab Yosua, Yosua mengirim tiga orang untuk melakukan survei tanah yang dialokasikan untuk tujuh suku dan mengatakan kepada mereka untuk menulis apa yang mereka amati dalam sebuah buku. Dalam kitab Kejadian, salah satu buku tertua di Alkitab, ada menyebutkan “Kitab generasi Adam.”
Bagi para peneliti, prasasti yang ditemukan pada pecahan tembikar memberikan bukti yang menyanggah argumen bahwa sebagian besar buku dalam Alkitab tidak ditulis sampai 586 sM. Argumen ini mengutip bahwa masyarakat Israel buta huruf dan berdiri pada gagasan bahwa Israel menjadi melek huruf hanya setelah mereka dibawa sebagai tawanan oleh Babel, yang konon mendidik mereka.
Namun, banyak sarjana Alkitab percaya bahwa kitab-kitab itu ditulis oleh orang-orang sesuai dengan nama mereka. Dan, bahwa kitab-kitab ditulis selama periode waktu yang dijelaskan di dalamnya. Mereka percaya, misalnya, bahwa Kitab Yesaya ditulis oleh nabi Yesaya sendiri pada masa pemerintahan empat raja yang berbeda—Uzia, Yotam, Ahas, dan Hizkia.
Foley menyatakan bahwa prasasti memberikan bukti tingkat tinggi rakyat Israel dalam keaksaraan menunjukkan bahwa firman Allah akurat.
“Penelitian baru ini mendukung keakuratan firman Tuhan. Ini menunjukkan bahwa Israel lebih melek daripada yang dipercaya banyak sarjana,” kata Foley. “Ini berarti bahwa nabi-nabi bahkan yang orang biasa seperti Amos, seorang gembala—bisa melek huruf dan mampu menulis kitab.” (Christian Times)
Gereja-gereja di Ukraina: Perdamaian Dapat Dibangun Hanya At...
WARSAWA, SATUHARAPAN.COM-Pada Konsultasi Eropa tentang perdamaian yang adil di Warsawa, para ahli da...