Tembus 13.000, Rupiah Sentuh Level Terendah Sejak 1998
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rupiah melorot ke level terendah sejak 1998 karena dolar AS menguat setelah laporan tentang ketenagakerjaan AS yang mendorong kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan Juni.
Angka pengangguran di AS menurun 5,5 persen pada Februari, tingkat terendah dalam hampir tujuh tahun, sebagaimana dilaporkan oleh data Departemen Tenaga Kerja AS, hari Jumat (6/3).
Penguatan nilai tukar dolar AS ini merupakan kelanjutan dari kenaikan 1,2 persen pada tanggal 6 Maret, sebuah loncatan terbesar sejak November 2011.
Bank Indonesia sejauh ini melihat nilai tukar yang terdepresiasi merupakan upaya untuk membantu ekspor, sebagaimana dikatakan oleh Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara hari Kamis lalu.
Nilai tukar rupiah turun 0,7 persen, penurunan terbesar sejak 30 Januari, menjadi Rp13.069 per dolar pada pukul 10:14 di Jakarta, terlihat dari kurs di sejumlah bank lokal yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Rupiah sempat sentuh level Rp 13.073 per dolar AS sebelumnya, terendah sejak Agustus 1998.
Jumat lalu Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo mengatakan kisaran nilai tukar Rupiah di Rp 12.950 - Rp 13.000 per dolar AS adalah "normal" seiring dengan pemulihan ekonomi AS yang meningkatkan nilai tukar dolar AS.
"Pasar khawatir bahwa akan ada kelemahan rupiah lebih lanjut setelah komentar minggu lalu," oleh pejabat bank sentral, kata Irene Cheung, ahli strategi mata uang di Australia & New Zealand Banking Group Ltd di Singapura. "Dolar telah menguat lebih lanjut setelah laporan pengggajian diAS, yang membebani mata uang di seluruh wilayah." (Bloomberg)
Editor : Eben Ezer Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...