Tenaga Kerja Filipina Klaim Dianiaya Otoritas Saudi
MANILA, SATUHARAPAN.COM - Tiga puluh tenaga kerja Filipina yang diusir dari Arab Saudi pulang ke rumah pada Senin dan mengklaim mereka dianiaya saat negara Timur Tengah itu memproses imigran ilegal.
Mereka merupakan bagian dari 6.700 tenaga kerja Filipina yang terdampar di beberapa wilayah di Saudi, saat amnesti untuk imigran yang tidak memiliki dokumen berakhir pada akhir pekan ini.
“Mereka memperlakukan kami seperti binatang,” kata pembantu rumah tangga Amor Roxas (46), yang bercucuran air mata saat menceritakan pengalamannya.
Dia mengklaim polisi Saudi mengumpulkan mereka dan menempatkan mereka di dalam sel yang penuh sesak selama empat hari sebelum digiring dari pusat imigrasi ke bandara. “Kaki kami dirantai,” tambah Yvonne Montefeo (32) sambil terisak.
Pejabat kedutaan besar Arab Saudi di Manila tidak bersedia memberikan komentar atas tuduhan penganiayaan itu.
Migrante International, kelompok pendukung tenaga kerja Filipina di luar negeri, mengatakan 1.700 tenaga kerja lainnya masih terlantar di Jeddah, menunggu dokumen mereka diproses agar bisa pulang sementara itu 5.000 lainnya tersebar di Riyadh, Al Khobar dan Dammam juga memerlukan bantuan.
Kelompok itu memperingatkan bahwa tenaga kerja Filipina “terancam dihukum keras, ditahan dan dihukum oleh otoritas Saudi” saat kerajaan itu melakukan pengusiran.
Tenaga kerja Filipina termasuk dari puluhan ribu tenaga kerja tidak memiliki keahlian, sebagian besar dari Asia, yang sepertinya akan diusir, kata kelompok tersebut. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...