Terbidik Lensa, Epos Mahabarata dalam Opera Tari Gandari
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Yayasan Taut Seni didukung oleh Djarum Apresiasi Budaya menyelenggarakan sebuah pentas karya kolaborasi yang melibatkan seniman-seniman ternama Indonesia, Jepang, dan Eropa, dalam Opera Tari Gandari.
Opera ini merupakan sebuah epos dari kisah Mahabharata yang dipentaskan Jumat (12/12) hingga Sabtu (13/12) di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta.
“Opera Tari Gandari didasarkan pada puisi berjudul Gandari karya penulis kenamaan Indonesia, Goenawan Mohamad. Kisah Ibu dari Kurawa ini terbagi dalam empat babak, menampilkan musik baru karya Tony Prabowo, seorang komposer yang telah menghasilkan karya yang dipentaskan secara luas di dalam dan luar negeri. Dan untuk memberikan suatu pementasan baru, unik, dan berbeda dari yang selama ini ada, muncul ide untuk mengkolaborasikan lintas disiplin budaya dan lintas negara dengan mengajak para seniman dari Jepang dan Eropa untuk turut serta dan ternyata mendapat sambutan positif dari mereka,” ujar Yudi Ahmad Tajudin dalam rilis yang diterima satuharapan.com pada Senin (15/12).
Pada pementasan Opera Tari Gandari ini, Tony Prabowo khusus membuat musik baru, sebuah musik kontemporer awal abad ke-20 yang merupakan sebuah genre yang berasal dari musik klasik Barat.
Pertunjukan lintas disiplin ini menampilkan tari garapan koreografer terkemuka Jepang Akiko Kitamura bersama penari-penari terbaik dari Indonesia dan Jepang, soloist dari Belanda Katrien Baerts, Sita Nursanti, Landung Simatupang, paduan suara Batavia Madrigal Singers, Asko|Schönberg - Slagwerk Den Haag, dan musikus Bas Wiegers.
Sementara tata panggung didesain oleh seniman rupa Indonesia ternama, Teguh Ostenrik bekerja sama dengan seniman video Taba Sanchabakhtiar dan desainer kostum Chitra Subiyakto.(PR)
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...