Terkait Pemenggalan Guru, Prancis Akan Bubarkan Kelompok Pro Hamas
PARIS, SATUHARAPAN.COM-Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan bahwa kelompok pro Hamas yang aktif di Prancis akan dibubarkan, karena "terlibat langsung" dalam pembunuhan seorang guru sejarah.
Keputusan untuk menutup "Kolektif Cheikh Yassine", yang mendukung perjuangan Palestina dan dinamai menurut nama pendiri Hamas, akan diambil pada pertemuan kabinet hari Rabu ini, katanya kepada audiensi di pinggiran kota Paris.
Dia juga mengatakan bahwa "tindakan akan ditingkatkan" terhadap ekstrimisme Islamis, empat hari setelah pemenggalan seorang guru sejarah yang memicu penggerebekan polisi terhadap orang-orang dan institusi yang diduga terkait dengan militan "Islamis".
"Ini bukan tentang membuat lebih banyak pernyataan," kata Macron saat berkunjung ke pinggiran kota Paris. "Sesama warga kita mengharapkan tindakan. Tindakan ini akan ditingkatkan."
Macron mengatakan pada hari Jumat bahwa pembunuhan seorang guru yang telah mempertunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas memiliki ciri khas "serangan teroris Islamis".
"Seorang warga negara telah dibunuh hari ini karena dia seorang guru dan karena dia mengajarkan kebebasan berekspresi," kata Macron di dekat sekolah tempat guru itu tewas di pinggiran kota Paris.
"Rekan kami diserang secara secara mencolok, menjadi korban serangan teroris Islamis" tambahnya. "Seluruh negeri berdiri di belakang guru-gurunya. Teroris tidak akan memecah Prancis, obskurantisme tidak akan menang.”
Penyerang memenggal kepala guru itu sebelum dia ditembak mati oleh polisi. Penyiar Prancis BFMTV melaporkan bahwa tersangka penyerang berusia 18 tahun dan dari Chechnya dan lahir di Moskow. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...