Terkait Projek Stadion, Menteri Olahraga Jepang Mundur
TOKYO, SATUHARAPAN.COM - Menteri Olahraga Jepang, Hakubun Shimomura, hari Jumat (25/9), mengajukan pengunduran diri terkait rencana projek stadion utama Olimpiade Tokyo 2020 terabaikan dan memicu kekhawatiran publik.
"Saya telah mengajukan pengunduran diri kepada Perdana Menteri melalui telepon semalam. Saya telah memicu persoalan dan membuat masyarakat khawatir," kata Shimomura terkait projek stadion senilai dua miliar dolar AS itu.
Meskipun telah menyatakan mundur, Shimomura mengaku akan tetap bertahan pada pekerjaannya hingga ada pergantian kabinet pada Oktoer sebagaimana diminta Perdana Menteri Shinzo Abe.
Kegagalan projek stadion itu telah memunculkan tenggat waktu baru penyelesaian arena, membuat malu pejabat olahraga Jepang yang telah dipaksa untuk mencari lokasi alternatif penyelenggaraan Piala Dunia Rugby pada 2019 saat Jepang menjadi tuan rumah.
Shimomura juga akan mengembalikan uang senilai enam bulan gaji menteri yang bernilai 900 ribu yen atau 7.500 dolar AS. Tapi, gaji sebagai anggota parlemen Shimomura senilai 1,315 juta yen per bulan tetap tidak terpengaruh.
Pengunduran diri Shimomura dilatarbelakangi laporan panel pihak ketiga pada hari Kamis (24/9) yang menyebut Menteri Olahraga Jepang itu bertanggung jawab atas kegagalan projek stadion.
Pada bulan Juli, Perdana Menteri Abe terkejut saat membatalkan kemenangan desain milik arsitek Zaha Hadid seiring dengan biaya yang melonjak dan menjadikan stadion utama Olimpiade Tokyo menjadi stadion paling mahal sedunia.
Jepang telah memangkas biaya stadion baru Olimpiade 2020 lebih dari 40 persen dengan biaya konstruksi mencapai 115 miliar yen atau jauh di bawah perkiraan biaya 265 miliar yen dari desain yang sekarang.
Seorang pejabat Jepang yang memimpin konstruksi stadion, Kimito Kubo, juga menyatakan mundur dengan "alasan pribadi" menyusul keputusan Tokyo membatalkan rencana desain.
Namun, pengunduran diri Kubo dilihat secara luas sebagai upayanya mengambil alih kesalahan yang berturut-turut. (AFP)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...