Terkait Tekanan Turki, PM Swedia: Tak Ada Warga Yang Akan Dideportasi
STOCKHOLM, SATUHARAPAN.COM-Perdana Menteri Swedia, Magdalena Andersson, pada hari Minggu (3/7) menolak komentar klaim Turki bahwa mereka telah berjanji untuk mendeportasi orang-orang yang dicari oleh Ankara sebagai bagian dari upaya Stockholm untuk bergabung dengan NATO.
Meskipun ditanyai oleh wartawan dan kekhawatiran di antara pengungsi Kurdi dan Turki di Swedia, Andersson tidak akan mengatakan apakah komitmen seperti itu telah diberikan kepada Ankara untuk mencabut keberatan terhadap keanggotaan Swedia.
“Saya sudah delapan tahun menjadi menteri dan saya tidak pernah berbicara tentang apa yang dikatakan di ruang negosiasi,” katanya. “(Itu) sebenarnya menempatkan saya dalam situasi yang sedikit sulit saat ini,” tambahnya.
Dalam perjanjian yang ditandatangani oleh Stockholm dan Helsinki pada pertemuan puncak NATO di Madrid pada hari Selasa (28/6), kedua negara Nordik sepakat untuk memeriksa permintaan ekstradisi Turki “secara cepat dan menyeluruh.”
Tidak ada janji yang diberikan untuk benar-benar melaksanakan ekstradisi, dan Finlandia serta Swedia sejak itu mengingat bahwa prosesnya ada di tangan pihak berwenang dan pengadilan independen.
Tetapi Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada hari Kamis (30/6) mengatakan pada akhir KTT NATO bahwa Swedia telah membuat "janji" untuk mengekstradisi "73 teroris" dan mengancam akan memblokir keanggotaan NATO jika komitmen itu tidak dipenuhi.
Andersson, yang ditekan beberapa kali pada hari Minggu untuk mengatakan apakah janji seperti itu telah diberikan, hanya mengulangi posisi Stockholm.
Dia mengatakan Swedia akan terus menghormati hukum nasional dan internasional, tidak ada warga negara Swedia yang akan diekstradisi, keputusan akan diserahkan kepada otoritas dan pengadilan independen.
"Jika Anda tidak terlibat dalam kegiatan teroris, tidak perlu khawatir," katanya.
Pemimpin Swedia itu mengadakan konferensi pers pertamanya sejak kembali dari KTT NATO, selama kunjungan ke pulau Gotland di Laut Baltik.
Setiap bulan Juli, ia menjadi tuan rumah pertemuan politik selama sepekan yang mempertemukan para pemimpin partai.
Tapi itu juga salah satu lokasi yang akan diperkuat oleh tentara Swedia setelah invasi Rusia ke Ukraina dan keputusan Swedia untuk bergabung dengan NATO. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...