Tes Gula Darah Bisa Dibuat Lebih Akurat
BOSTON, SATUHARAPAN.COM - Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan 420 juta orang di seluruh dunia menderita diabetes. Mengendalikan kadar gula yang beredar dalam darah dianggap cara terbaik untuk mengurangi kemungkinan komplikasi, seperti kebutaan, gagal ginjal, penyakit jantung, dan amputasi anggota tubuh.
Namun, para peneliti dari Harvard Medical School dan Rumah Sakit Umum Massachusetts, dalam sebuah penelitian, telah menemukan tes A1C dianggap sebagai metode paling akurat untuk mengukur kadar glukosa.
A1C memberikan gambaran rata-rata kadar gula darah dalam tiga bulan terakhir. Tes ini dianggap lebih akurat daripada tes kadar gula darah setiap hari, yang dapat bervariasi dari menit ke menit.
A1C mengukur jumlah gula yang telah diserap oleh sel-sel darah merah untuk jangka waktu tertentu.
Ketika ilmuwan membandingkan pemantauan glukosa setiap hari dengan A1C, mereka menemukan perbedaan berdasarkan usia sel darah merah, demikian menurut John Higgins, guru besar Sistem Kedokteran di Harvard University Medical School.
Sel darah merah hidup rata-rata 45 hari, namun bisa hidup lebih lama pada beberapa orang. Higgins menjelaskannya dengan analogi.
"Saya pikir analogi sederhananya seperti spons diletakkan di meja yang basah dan semakin banyak air yang ada di meja, semakin basah spons itu. Tetapi juga, jika Anda meninggalkannya lebih lama di meja, spons itu akan menyerap lebih banyak air," kata Higgins.
Dengan kata lain, tingkat A1C seseorang yang kadar gula darahnya terkendali dari hari ke hari sebenarnya bisa naik jika sel-sel darah merah individu itu lebih tua.
"Dan sebaliknya juga benar. Jika kadar gula darah seseorang sangat tinggi, tetapi sel-sel darahnya cukup muda, dia mungkin terlihat baik-baik saja, padahal gula darah mereka sebenarnya sudah tinggi," katanya.
Menurut Higgins, salah satu cara untuk mengoreksi perbedaan tersebut adalah dengan memakai satu perangkat yang terus menerus mengukur gula darah seseorang untuk periode yang singkat, dan kemudian membandingkannya dengan hasil tes A1C. Penyesuaian dapat dibuat dan diperbaiki secara permanen di laboratorium.
Dengan menggunakan pemantau glukosa terus-menerus, para ilmuwan mampu memperbaiki tingkat ketidaktelitian tes A1C dari sepertiga menjadi sepersepuluh. Temuan ini dilaporkan dalam jurnal Science Translational Medicine. (voaindonesia.com)
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...