Thailand akan Selidiki Skandal Suap Thai Airways-Rolls-Royce
BANGKOK, SATUHARAPAN.COM - Badan pengawas antikorupsi Thailand, Kamis (9/3), mengatakan pihaknya akan menyelidiki pejabat senior pemerintah dan karyawan maskapai andalan negara itu atas skandal suap yang dibayarkan lebih dari satu dekade lalu oleh Rolls-Royce.
Pada Januari, Kantor Pelanggaran Serius (Serious Fraud Office/SFO) Inggris mengumumkan bahwa Rolls Royce telah membayar uang dalam jumlah besar selama tiga dekade untuk memenangkan kontrak di Indonesia, Thailand, India, Rusia, Nigeria, Tiongkok dan Malaysia.
Rolls Royce mengaku tidak bersalah dan sepakat membayar denda 808 juta dolar Amerika (sekitar Rp 10,8 triliun) kepada otoritas di Inggris untuk menyelesaikan kasus tersebut.
Namun, penyelidikan Inggris tersebut memicu penyelidikan lanjutan di beberapa negara tempat suap diterima.
Komisi Anti-Korupsi Nasional (National Anti-Corruption Commission/NACC) Thailand pada Kamis mengatakan komite pencari fakta pertama menemukan “kecurigaan yang beralasan” terhadap pelanggaran tersebut.
“Ada cukup banyak fakta dan saksi untuk dapat menyelidiki dugaan tersebut,” ujar Sansern Poljiak, sekretaris umum NACC.
Pernyataan itu menyebutkan bahwa penyelidikan akan difokuskan terhadap “menteri transportasi, wakil mereka, badan THAI Airways dan subkomite investasi jangka panjang Thai Airways” antara 2004 sampai 2005 atas kesepakatan untuk membeli enam pesawat penumpang dengan mesin Rolls-Royce. (AFP)
Tiga Bahasa Daerah Maluku Telah Punah
AMBON, SATUHARAPAN.COM - Kantor Bahasa Provinsi Maluku menyatakan bahwa tiga dari 70 bahasa daerah y...